Ekonesia Market – Kisah mengharukan sekaligus membanggakan datang dari seorang warga Palembang yang namanya tak disebutkan. Berkat kebaikan hatinya, ia menerima limpahan emas dan uang dari Raja Arab Saudi sebagai bentuk balas budi. Peristiwa ini terjadi pada Oktober 1950, seperti yang diceritakan oleh Buya Hamka dalam catatan perjalanan hajinya, "Mandi Tjahaja di Tanah Sutji".
Kala itu, Abdullah, cucu Raja Ibnu Saud, mengalami kecelakaan saat berkuda dan mengalami patah kaki. Dokter di Makkah menyarankan amputasi, membuat keluarga kerajaan panik karena Abdullah adalah calon pewaris takhta. Di tengah keputusasaan, seorang tabib dari Palembang datang menawarkan bantuan.

Awalnya diragukan, sang tabib meyakinkan bahwa ia bisa menyembuhkan Abdullah tanpa amputasi. Ia hanya meminta sebatang rotan. Dengan rotan itu, ia memijat seolah itu kaki Abdullah sambil membaca doa. Setelah tiga hari, keajaiban terjadi: kaki Abdullah pulih!
Raja Ibnu Saud sempat curiga akan sihir, namun sang tabib meyakinkan bahwa ia hanya berdoa kepada Tuhan. Sang Raja lega dan mengucapkan "Tamanna!", yang berarti sang tabib boleh meminta apapun. Namun, ia hanya meminta agar Raja panjang umur.
Abdullah merasa berhutang budi seumur hidup. Setiap kali bertemu, ia memberikan uang dan emas kepada warga Palembang itu. Kelak, Abdullah menjadi Raja Arab Saudi ke-6 (2005-2015). Bayangkan jika ia sakit dan tak bisa meneruskan tampuk kerajaan.
Kisah ini menambah daftar panjang kesuksesan orang Indonesia di Arab Saudi pada era 1950-an. Sejarawan Henry Chambert-Loir mencatat ada Amir Hakim yang menjadi kepala tambang emas di Madinah, Abdulatif Sijantan yang menjadi kepala cabang Bank of Indo-China, dan Mustafa Guguk yang menjadi Kepala Polisi Riyadh. Namun, pria Palembang ini mungkin yang paling beruntung, menerima limpahan rezeki tanpa perlu bekerja. Kisah ini membuktikan bahwa kebaikan akan selalu berbuah manis.
Tinggalkan komentar