Ekonesia Ekonomi – Wuling Motors akhirnya angkat bicara terkait petisi online yang ramai diperbincangkan, di mana lebih dari 500 pemilik Wuling Binguo EV merasa dirugikan akibat penurunan harga yang dianggap tidak wajar. Petisi tersebut menyoroti selisih harga yang mencapai Rp180 juta hanya dalam kurun waktu 7 bulan.
Brian Gomgom, Brand Communications Senior Manager Wuling Motors, menjelaskan bahwa penurunan harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah strategi harga "launching" saat pertama kali Binguo EV diperkenalkan pada Desember 2023. Saat itu, harga di Jakarta mencapai Rp408 juta tanpa insentif.

"Kemudian, ada insentif PPN untuk kendaraan listrik yang diumumkan pada Januari 2024 sebesar Rp36 juta," ujar Brian kepada ekonosia.com, Sabtu (2/8). Ia menambahkan bahwa insentif ini juga diikuti dengan diskon tambahan dari masing-masing dealer.
Menurut Brian, diskon besar yang terjadi pada Juni 2025 merupakan kombinasi dari insentif PPN Rp36 juta dan diskon yang diberikan oleh dealer. Selain itu, Wuling juga menawarkan program khusus "value benefit" senilai Rp72 juta untuk konsumen Binguo EV.
"Value benefit ini bukan penurunan harga, melainkan keuntungan lebih seperti extensive free maintenance, free insurance, lifetime core ev component warranty, free charging DC GB/T hingga September 2025, free DC Adapter, dan benefit lainnya," jelasnya.
Brian juga menyinggung promo khusus yang ditawarkan selama pameran otomotif GIIAS 2025. Promo ini merupakan penawaran tambahan dari masing-masing dealer sebagai strategi untuk menarik minat konsumen.
Menanggapi petisi yang beredar, Wuling berencana untuk segera bertemu dengan perwakilan komunitas guna menjernihkan permasalahan yang ada. Sebelumnya, petisi di Change.org dengan judul "Kami Dirugikan! Harga Wuling Binguo EV Turun Rp 180 Juta dalam 7 Bulan!" menuntut transparansi dari Wuling terkait strategi harga yang dinilai merugikan konsumen awal.
Petisi tersebut juga menyoroti persaingan ketat dari pabrikan otomotif China lainnya yang menawarkan kendaraan dengan harga kompetitif. Hal ini memaksa beberapa pabrikan untuk melakukan penyesuaian harga agar produk mereka tetap diminati pasar.
Tinggalkan komentar