Ekonesia – Garuda Indonesia (GIAA) kembali mencatatkan kerugian yang cukup dalam hingga kuartal ketiga 2025 Kerugian mencapai Rp 304 triliun angka ini melonjak tajam sebesar 393% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Apa yang sebenarnya terjadi dengan maskapai pelat merah ini?
Penurunan pendapatan usaha menjadi salah satu faktor utama Pendapatan Garuda tercatat US$239 miliar lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai US$256 miliar Meskipun demikian Garuda berhasil mencatatkan keuntungan dari selisih kurs yang sebelumnya merugi kini berbalik untung

Total aset Garuda sebenarnya mengalami kenaikan menjadi US$675 miliar dibandingkan akhir tahun lalu Namun beban keuangan yang masih tinggi yaitu US$3728 juta membuat Garuda harus menanggung rugi sebelum pajak penghasilan yang membengkak menjadi US$2117 juta
Meskipun demikian manajemen Garuda terus berupaya untuk melakukan efisiensi dan meningkatkan pendapatan melalui berbagai strategi Apakah Garuda mampu keluar dari zona merah dan kembali mencatatkan keuntungan di masa depan? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya
 
					










 
Tinggalkan komentar