Ekonesia Ekonomi – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia tidak membahas mengenai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, di Jakarta pada hari Kamis.
Eniya menjelaskan bahwa delegasi yang mendampingi Presiden Prabowo ke Rusia termasuk Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Tri Winarno, yang juga menjabat sebagai Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas).
Terkait dengan pembentukan Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO), Eniya menyampaikan adanya perubahan rencana setelah berdiskusi dengan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Kemensetneg mengusulkan agar pembentukan organisasi pelaksana program energi nuklir diatur melalui Peraturan Presiden (Perpres), bukan Keputusan Presiden (Keppres) seperti yang direncanakan sebelumnya.
"Konsep Perpres ini akan mengatur hal-hal mendasar seperti penentuan lokasi dan operasional PLTN. Di dalamnya akan ada kelompok kerja (pokja) yang bertugas menentukan lokasi dan proses, apakah melalui lelang atau penugasan pemerintah," jelas Eniya.
Presiden Prabowo tiba di Bandara Pulkovo, Rusia, pada Rabu (18/6) sore. Agenda hari kedua di St Petersburg meliputi peletakan karangan bunga di makam pahlawan dan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, serta jamuan makan siang di Istana Constantine.
Pada hari Jumat (20/6), Presiden Prabowo dijadwalkan menjadi pembicara dalam St Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, sebuah forum penting yang mempertemukan para pemimpin negara dan pemangku kepentingan ekonomi global. Artikel ini ditulis berdasarkan informasi dari ekonosia.com.
Tinggalkan komentar