Ekonesia Ekonomi – Kinerja gemilang Pertamina sepanjang tahun 2024 menuai pujian dan memberikan kontribusi signifikan bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Setoran BUMN energi ini mencapai angka fantastis, yakni Rp401,73 triliun, yang berasal dari pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan dividen.
Anggota Komisi XII DPR RI, Eddy Soeparno, menyatakan bahwa angka tersebut menegaskan posisi Pertamina sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia yang berkontribusi besar bagi negara. "Ini kontribusi yang signifikan kepada APBN," ujarnya di Jakarta, Senin. Menurutnya, setoran sebesar ini sangat penting bagi perekonomian nasional, memberikan dampak positif bagi masyarakat, dan mendukung peningkatan kinerja perusahaan dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Dana yang disetorkan ini dapat dialokasikan kembali, termasuk ke Danantara, serta mendukung peningkatan lifting minyak dan gas, terutama saat Pertamina membutuhkan dukungan negara. Eddy Soeparno juga mendorong Pertamina untuk terus mengembangkan energi terbarukan, sehingga kontribusinya terhadap APBN semakin besar.
Ekonom senior Universitas Riau, Dahlan Tampubolon, menambahkan bahwa tingginya pemasukan negara dari Pertamina menunjukkan peningkatan tajam kontribusi fiskal perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa Pertamina memprioritaskan kewajiban fiskal dan dividen, meskipun menghadapi tekanan profitabilitas.
"Kontribusi Rp401,73 triliun ini sangat signifikan bagi APBN Indonesia, memberikan ruang fiskal yang krusial untuk mempertahankan sustainability. Tanpa kontribusi Pertamina, pemerintah akan menghadapi tekanan fiskal yang lebih besar," jelas Dahlan. Kontribusi Pertamina ini setara dengan 20,71 persen dari total kontribusi BUMN, yang secara langsung menyuntikkan dana besar ke APBN.
Dana yang disetorkan ke APBN sangat penting bagi perekonomian nasional, memungkinkan pemerintah untuk membiayai infrastruktur vital seperti jalan, pelabuhan, bandara, listrik, serta program pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial.
Secara keseluruhan, kinerja Pertamina menegaskan perannya yang vital dalam perekonomian Indonesia, tidak hanya sebagai penyedia energi utama, tetapi juga sebagai sumber pendapatan negara yang stabil, bahkan di tengah tekanan pasar global.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2024 yang digelar Kamis, 12 Juni 2025, Pertamina melaporkan pendapatan perusahaan mencapai 75,33 miliar dolar AS (setara Rp1.194 triliun), dengan EBITDA sebesar 10,79 miliar dolar AS (Rp171,04 triliun) dan laba bersih sebesar 3,13 miliar dolar AS (Rp49,54 triliun). Informasi ini dilansir dari ekonosia.com.
Tinggalkan komentar