AI Kuasai Kilang Migas RI! Produksi Makin Gacor?

Rachmad

8 Juni 2025

2
Min Read
AI Kuasai Kilang Migas RI! Produksi Makin Gacor?

Ekonesia Ekonomi – Perusahaan minyak dan gas (migas) di Indonesia, baik lokal maupun internasional, kini berlomba-lomba menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menggenjot produksi dan lifting migas. Hal ini diungkapkan oleh Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Satya Hangga Yudha Widya Putra.

Dalam forum Global Digital Forum di Nizhny Novgorod, Rusia, Hangga mencontohkan salah satu refinery unit di Indonesia yang menggunakan AI bernama RUVision. Sistem ini memadukan CCTV dengan analitik berbasis AI untuk memantau kondisi lapangan secara lebih cepat dan akurat.

AI Kuasai Kilang Migas RI! Produksi Makin Gacor?
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

"Teknologi deteksi bahaya di kilang ini menggabungkan sistem CCTV dengan analitik berbasis AI, sehingga bisa memantau kondisi lapangan lebih cepat dan akurat," ujarnya, seperti dikutip ekonosia.com, Sabtu (8/6/2025).

RUVision dirancang khusus untuk mendeteksi potensi bahaya secara dini. Sistem ini mampu mengenali aktivitas berisiko di area kilang secara otomatis, mulai dari kecepatan kendaraan yang melebihi batas hingga indikasi kebocoran bahan berbahaya.

"Teknologi ini siap meningkatkan keamanan dan efisiensi operasional di kilang," tegas Hangga dalam forum yang mempertemukan berbagai organisasi internasional, lembaga pemerintah, pelaku bisnis, akademisi, dan ilmuwan.

Forum tersebut membahas berbagai topik, termasuk perbankan digital dan akses internet. Hangga menekankan bahwa teknologi informasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan, mengubah cara hidup, bekerja, dan berinteraksi.

Ia menambahkan, perbankan digital dan akses internet memiliki dampak besar pada peningkatan efisiensi ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia. Digital banking memungkinkan transaksi yang lebih cepat dan sederhana, sementara akses internet membuka peluang bisnis dan memperluas jangkauan pasar.

"Saat ini, setiap bank ada aplikasi yang bisa diakses di HP dan bisa membayar menggunakan QRIS. Dengan banyaknya fitur dan layanan digital bank seperti ini dan fitur-fitur yang nantinya akan muncul, membuat masyarakat lebih mudah dalam bertransaksi," jelasnya.

Hangga juga menyinggung target Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2028-2029 dan menjadi negara maju pada 2045. Menurutnya, akses ke digital bank dan internet harus terus dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Dengan jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 221 juta atau 79,5 persen dari total populasi, Hangga optimis sektor ekonomi, terutama bank digital, akan terus berkembang.

Namun, ia mengingatkan bahwa pengembangan layanan perbankan digital dan akses internet juga membawa tantangan, seperti risiko keamanan data, perlindungan konsumen, dan regulasi baru. Untuk itu, diperlukan antisipasi melalui peningkatan keamanan siber, edukasi pelanggan, dan penyesuaian regulasi yang baik.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post