Ekonesia – Kabar baik datang dari dunia pengelolaan sampah! Institute for Essential Services Reform (IESR) memandang positif langkah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang berani berinvestasi dalam teknologi Waste to Energy (WTE). Langkah ini diyakini sebagai solusi cerdas mengatasi masalah sampah yang kian menggunung.
Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR, menekankan pentingnya pengelolaan sampah secara menyeluruh, dari pengolahan hingga pemanfaatan energi yang dihasilkan. Menurutnya, biaya besar kerap menjadi kendala, sehingga investasi Danantara menjadi angin segar.
Dua masalah utama terkait sampah adalah keterbatasan lahan pembuangan dan dampak buruk bagi kesehatan. Inovasi WTE dianggap sebagai solusi tepat yang tak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menghasilkan energi bersih.
Kebijakan pemerintah yang melibatkan Danantara diharapkan mampu menstimulus pembiayaan WTE secara sistematis dan akuntabel. Potensi penerapan WTE di kota-kota Indonesia dinilai sangat besar dan siap untuk direalisasikan.
Dengan fungsi koordinatifnya, Danantara diharapkan mampu menyatukan pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta. Tujuannya adalah agar pelaksanaan program WTE berjalan transparan, berkelanjutan, dan terhindar dari kendala pembiayaan, pasokan sampah, serta risiko pencemaran.
Jika koordinasi berjalan lancar, program ini diyakini mampu mengatasi krisis sampah di Indonesia sekaligus mendukung transisi energi menuju Net Zero Emission 2060.
Sebelumnya, Presiden Prabowo telah menginstruksikan percepatan penanganan sampah melalui berbagai skema, termasuk TPS-3R, TPST, WTE, dan RDF, dengan melibatkan pemerintah daerah sesuai UU Nomor 18 Tahun 2008.
Menteri Investasi Rosan Roeslani menegaskan bahwa Danantara siap berinvestasi bersama swasta dalam proyek WTE, memperkuat kolaborasi pemerintah dan sektor swasta untuk menyelesaikan persoalan sampah nasional.
Tinggalkan komentar