Ekonesia Ekonomi – Sertifikasi halal kini bukan sekadar label agama, melainkan telah menjadi tiket emas bagi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) untuk menembus pasar ekspor. Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Ahmad Haikal Hasan, menegaskan bahwa sertifikasi halal memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan bagi produk UMK.
Haikal mencontohkan sebuah UMK di Surabaya yang dulunya kesulitan menembus jaringan ritel modern. Namun, setelah mengantongi sertifikat halal, produk mereka diterima luas, bahkan mampu melakukan ekspor rutin hingga dua kontainer ke Eropa. Hal ini membuktikan bahwa sertifikasi halal membuka pintu peluang yang sebelumnya tertutup bagi UMK.
Lebih lanjut, Haikal menjelaskan bahwa halal kini telah bertransformasi menjadi standar industri dan perdagangan global yang menentukan kualitas produk. Kompetisi di pasar global semakin ketat, dan standar halal menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan produk.
"Halal telah bertransformasi sebagai jaminan yang mencerminkan kebersihan, keamanan, dan kualitas," tegas Haikal. Ia pun mendorong para pelaku usaha untuk segera mengurus sertifikasi halal, terutama karena pemerintah secara rutin menyediakan kuota sertifikasi halal gratis bagi UMK.
Saat ini, masih tersedia sekitar 18.000 kuota sertifikat halal gratis bagi pelaku usaha di Provinsi Lampung, dari total kuota 44.000 yang disediakan melalui program Sertifikat Halal Gratis (Sehati) BPJPH pada tahun 2025.
BPJPH juga meminta Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) dan Pendamping Proses Produk Halal (P3H) di berbagai daerah untuk terus mengoptimalkan kinerja mereka dalam mendampingi UMK untuk mendapatkan sertifikasi halal. Tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan dan bantuan bagi para pelaku UMK dalam proses sertifikasi halal.
Tinggalkan komentar