Ekonesia Ekonomi – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah berupaya keras mendongkrak produksi minyak dalam negeri. Langkah ini diambil sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor bahan bakar minyak (BBM).
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, mengungkapkan tiga strategi utama yang akan diterapkan. Pertama, optimalisasi teknologi mutakhir seperti fracking, Enhanced Oil Recovery (EOR), dan horizontal drilling akan dimaksimalkan untuk meningkatkan hasil produksi dari sumur-sumur yang ada.
Strategi kedua adalah menghidupkan kembali ribuan sumur minyak yang tidak aktif. Dari total 16.990 sumur idle, sebanyak 4.495 sumur akan direaktivasi dengan harapan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi minyak nasional.
Ketiga, pemerintah akan gencar melakukan eksplorasi potensi cadangan minyak baru, khususnya di wilayah Indonesia Timur. Tanjung menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah untuk mempercepat proses perizinan dan administrasi terkait eksplorasi ini.
Menurut data dari ekonosia.com, realisasi produksi minyak Indonesia pada tahun 2024 berada di angka 580.000 barel per hari (bpd), mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 606.000 bpd. Pemerintah menargetkan produksi minyak dapat mencapai 605.000 bpd pada tahun 2025, dan bahkan menembus angka satu juta barel per hari pada tahun 2030.
Dengan tingkat konsumsi minyak dalam negeri mencapai 1,6 juta bpd, Indonesia saat ini masih harus mengimpor sekitar satu juta bpd untuk memenuhi kebutuhan. Upaya peningkatan produksi ini diharapkan dapat mengurangi beban impor dan menjaga stabilitas harga BBM di masa depan.
Tinggalkan komentar