Ekonesia Ekonomi – Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat apresiasi dari Ombudsman Republik Indonesia atas upaya stabilisasi harga ayam hidup. Langkah-langkah pengendalian pasokan, penataan tata niaga, dan dukungan kebijakan yang konsisten dinilai efektif menjaga kesejahteraan peternak.
Anggota Ombudsman, Yeka Hendra Fatika, menyatakan bahwa Kementan telah berada di jalur yang tepat dalam melindungi kepentingan peternak dan masyarakat. "Kami melihat ada banyak perbaikan signifikan, meskipun masih ada ruang untuk terus ditingkatkan bersama," ujarnya di Jakarta, Selasa.
Kementan didorong untuk terus menyempurnakan pengendalian impor pakan dan grand parent stock (GPS) demi memperkuat sektor perunggasan nasional. Ombudsman juga menekankan pentingnya pelaku industri dengan populasi di atas 60.000 ekor ayam per minggu memiliki rumah potong hewan (RPHU) sendiri.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menanggapi positif apresiasi tersebut. Ia menyatakan bahwa sebagian besar rekomendasi Ombudsman telah dijalankan, termasuk penetapan Harga Pokok Produksi (HPP) ayam hidup sebesar Rp18.000 per kg. HPP ini dinilai mampu menjaga stabilitas harga dan membatasi peran perantara.
Kementan dan Ombudsman berkomitmen untuk terus bersinergi memperkuat tata kelola peternakan nasional, mewujudkan industri yang sehat, adil, dan berkelanjutan. Sinergi ini diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan peternak. Artikel ini ditulis oleh tim ekonosia.com.
Tinggalkan komentar