TeraNews Bisnis – Ripple (XRP) dan Ethereum, dua raksasa kripto setelah Bitcoin, tengah menarik perhatian investor. Jika Ethereum mendominasi pasar stablecoin, XRP justru menunjukkan pergerakan menarik menuju potensi kenaikan harga signifikan. Setelah pemulihan impresif belakangan ini, banyak yang bertanya-tanya: bisakah XRP menembus US$3? Jawabannya terletak pada beberapa faktor kunci.
Meningkatnya partisipasi pemegang XRP menjadi sinyal positif. Aktivitas di jaringan XRP sepanjang Maret sangat tinggi, rata-rata 363.000 alamat aktif per hari. Ini kontras dengan Januari dan Februari yang lesu. Indikator Chaikin Money Flow (CMF) pun menunjukkan perubahan signifikan. Setelah arus keluar besar di awal Maret, kini aliran dana kembali masuk, menandakan berakhirnya tren penjualan dan dimulainya akumulasi aset. Walau volatilitas masih ada, investor tetap bertahan, menunjukkan keyakinan pada potensi kenaikan harga.
Namun, perjalanan menuju US$3 bukan tanpa tantangan. Saat ini diperdagangkan sekitar US$2,48 setelah kenaikan 22% dalam sepuluh hari terakhir, XRP menghadapi resistensi kuat di US$2,56. Melewati level ini akan membuka jalan menuju US$3, dan menembus US$2,95 akan semakin memperkuat peluang tersebut, terutama dengan momentum bullish yang ada. Sebaliknya, kegagalan menembus US$2,56 bisa menyebabkan penurunan ke US$2,27, bahkan hingga US$2,14 jika level dukungan tersebut gagal dipertahankan, berpotensi mengubah tren bullish menjadi bearish.
Data dari Pintu Market menunjukkan harga XRP hari ini di Rp 32.649, dengan volume perdagangan US$2.656.573.603 dalam 24 jam terakhir – penurunan 8,21% dari hari sebelumnya. Pergerakan ini menunjukkan dinamika pasar yang kompleks dan pentingnya memantau indikator kunci untuk memprediksi pergerakan harga XRP selanjutnya. Apakah XRP akan mencapai US$3? Waktu yang akan menjawabnya.
Tinggalkan komentar