Ekonesia Ekonomi – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat fenomena menarik di kalangan nasabah Pulau Dewata. Data terbaru menunjukkan bahwa masyarakat Bali cenderung gemar menabung, terbukti dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang mencapai 10,22 persen atau senilai Rp194,63 triliun pada April 2025.
Kristrianti Puji Rahayu, Kepala OJK Provinsi Bali, mengungkapkan bahwa peningkatan DPK ini didorong oleh kenaikan signifikan pada nominal tabungan, yakni sebesar Rp10,35 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (April 2024) yang mencatatkan DPK sebesar Rp176,57 triliun, terlihat jelas peningkatan yang cukup signifikan.

Meskipun DPK tumbuh double digit, realisasi kredit perbankan di Bali belum menunjukkan pertumbuhan yang sepadan. Tercatat, realisasi kredit mencapai Rp113,72 triliun atau tumbuh 6,93 persen dibandingkan April 2024 yang sebesar Rp106,34 triliun.
Kondisi ini tercermin dari rasio kredit terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Bali yang berada di angka 58,43 persen pada April 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 60,22 persen, serta lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (Maret 2025) yang mencatatkan LDR sebesar 59,06 persen. Perlu diketahui, Bank Indonesia menetapkan batas bawah LDR target sebesar 78 persen dan batas atas sebesar 92 persen.
LDR sendiri merupakan salah satu rasio penting yang mencerminkan fungsi intermediasi perbankan dan menjadi indikator ketersediaan likuiditas untuk ekspansi kredit. OJK Bali menyatakan komitmennya untuk terus mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan stabilitas likuiditas.
Di sisi lain, kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga dengan baik. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross tercatat sebesar 3,21 persen, lebih rendah dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,25 persen.
Secara keseluruhan, OJK menilai bahwa perbankan di Bali dalam kondisi solid dan stabil pada April 2025, didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga. Data ini menunjukkan bahwa masyarakat Bali memiliki kesadaran yang tinggi dalam menabung, yang menjadi modal penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Informasi ini dilansir dari ekonosia.com.
Tinggalkan komentar