Ekonesia Ekonomi – Volvo, pabrikan otomotif asal Swedia, diam-diam menyiapkan kejutan untuk pasar Amerika Serikat. Raksasa otomotif ini dikabarkan akan memproduksi SUV terlaris kedua mereka, XC60, langsung di Negeri Paman Sam mulai akhir tahun 2026. Langkah ini diyakini sebagai strategi jitu untuk menghindari potensi tarif tinggi yang mungkin diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump di masa depan.
Keputusan strategis ini akan dieksekusi di pabrik Volvo yang berlokasi di Ridgeville, South Carolina. Fasilitas ini sebelumnya telah dipercaya untuk memproduksi model-model premium seperti EX90 dan Polestar 3. Meskipun Volvo belum memberikan pernyataan resmi terkait rencana produksi XC60, indikasi kuat mengarah pada produksi crossover versi mild-hybrid dan plug-in hybrid.

XC60 sendiri merupakan tulang punggung penjualan Volvo di AS. Hingga Juni 2024, model ini menyumbang lebih dari 33% dari total penjualan, dengan 21.907 unit terjual. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 22,9% dibandingkan tahun sebelumnya, bahkan melampaui penjualan XC90.
"Menambahkan XC60 ke lini produksi kami di Charleston akan semakin memperkuat posisi dan daya tariknya di pasar AS yang kompetitif, sekaligus mendukung dan menciptakan lapangan kerja manufaktur di Amerika," ujar CEO Volvo, Håkan Samuelsson, seperti dikutip ekonosia.com.
Keputusan untuk memproduksi XC60 di AS sejalan dengan ambisi Volvo untuk memperkuat komitmen jangka panjang mereka terhadap pasar Amerika. Dengan memproduksi lokal, Volvo tidak hanya menghindari potensi tarif impor yang merugikan, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di AS. Langkah ini sekaligus menegaskan keseriusan Volvo dalam bersaing di pasar otomotif Amerika yang semakin kompetitif.
Tinggalkan komentar