Ekonesia Ekonomi – Di tengah meningkatnya ketegangan global akibat konflik Iran-Israel, Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, menegaskan komitmennya untuk melindungi dan memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Prioritas utama adalah memastikan UMKM tetap kuat dan berdaya saing, apapun gejolak global yang terjadi.
Maman menjelaskan bahwa fokus pada pemberdayaan, perlindungan, dan optimalisasi produk UMKM menjadi kunci utama. "Apapun situasi global yang terjadi, bagi kami, prioritas utama adalah melakukan pemberdayaan, perlindungan, serta optimalisasi penggunaan produk-produk UMKM di Indonesia," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, seperti dikutip ekonosia.com, Selasa.
Meskipun pembentukan Satuan Tugas (Satgas) perlindungan UMKM masih dalam proses pembahasan, berbagai upaya perlindungan dan pemberdayaan telah berjalan intensif. Salah satu langkah konkret adalah peluncuran Festival Perlindungan dan Pemberdayaan UMKM yang telah menjangkau tiga titik dari target 18 provinsi di seluruh Indonesia.
Konflik Iran-Israel menimbulkan kekhawatiran akan potensi gangguan ekonomi global, termasuk Indonesia. Eskalasi konflik berpotensi mengganggu jalur pelayaran internasional, meningkatkan biaya impor minyak, dan menurunkan permintaan global.
Menanggapi hal ini, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan pasar alternatif untuk menjaga stabilitas ekspor. Perundingan perdagangan strategis telah diselesaikan untuk memperluas akses ekspor ke kawasan non-tradisional, termasuk penandatanganan perjanjian dagang dengan Uni Emirat Arab (IUAE-CEPA), Eurasian Economic Union (I-EAEU FTA), dan Tunisia. Langkah ini sebagai antisipasi potensi gangguan pasokan atau penurunan permintaan dari pasar yang terdampak konflik.
Tinggalkan komentar