Ekonesia Market – Produsen susu Ultra Milk, PT Ultrajaya Milk Industri & Trading Co. Tbk. (ULTJ), mengalami penurunan laba signifikan pada semester pertama tahun 2025. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp603,81 miliar, merosot tajam 20,03% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp755,13 miliar.
Penurunan laba ini sejalan dengan penurunan penjualan neto sebesar 8,17% menjadi Rp4,08 triliun. Penjualan minuman, yang menjadi kontributor utama, juga mengalami penurunan sebesar 8,14% menjadi Rp4,49 triliun. Penjualan makanan pun tak luput dari penurunan, anjlok 29,20% menjadi Rp28,68 miliar.

Meskipun beban pokok penjualan berhasil ditekan turun 8% menjadi Rp2,71 triliun, laba bruto tetap terkoreksi 8,51% menjadi Rp1,37 triliun. Laba usaha juga mengalami penurunan serupa, yakni 20,07% menjadi Rp746,32 miliar. Kontribusi terbesar pada laba usaha masih berasal dari segmen minuman, namun mengalami penurunan 23,54% menjadi Rp685,47 miliar.
Pendapatan keuangan ULTJ juga menyusut menjadi Rp20,00 miliar dari sebelumnya Rp23,69 miliar. Akibatnya, total aset perusahaan juga mengalami penurunan menjadi Rp8,16 triliun dari Rp8,5 triliun pada akhir tahun sebelumnya.
Manajemen emiten milik Sabana Prawirawidjaja ini mengakui bahwa perusahaan menghadapi berbagai risiko keuangan, termasuk risiko kredit, mata uang asing, suku bunga, dan likuiditas. Untuk mengatasi hal ini, direksi produsen susu Ultramilk, Teh Kotak, Sari Kacang Ijo, dan Sari Asem Asli ini berupaya menerapkan sejumlah kebijakan untuk mengendalikan dan meminimalisasi risiko-risiko tersebut, seperti yang dilansir Ekonesia Market – dari ekonosia.com.
Tinggalkan komentar