Ekonesia Ekonomi – Pemerintah Kabupaten Cirebon tengah merancang sistem lalu lintas terpadu di kawasan wisata Trusmi, Jawa Barat, sebagai solusi komprehensif untuk mengatasi kemacetan, menata aktivitas wisata, dan merapikan keberadaan pedagang kaki lima (PKL). Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman, mengungkapkan bahwa rekayasa lalu lintas menjadi strategi jangka pendek untuk menata kawasan Trusmi yang dikenal padat kendaraan dan aktivitas ekonomi.
Penataan ini merupakan tindak lanjut dari penertiban parkir liar dan PKL yang seringkali memakan bahu jalan. Beberapa langkah rekayasa lalu lintas yang disiapkan meliputi penerapan sistem satu arah, penambahan rambu dan marka jalan, pengaturan jam operasional kendaraan berat, serta penempatan petugas di titik-titik rawan kemacetan saat jam sibuk.

Sebagai bagian dari uji coba, pemerintah daerah telah berkoordinasi dengan para pedagang untuk menata lokasi berjualan. Pedagang kuliner akan ditempatkan sementara di Jalan KH Abbas Cirebon pada sore hingga malam hari. Sementara itu, pedagang buah, sayur, dan ayam akan direlokasi ke Pasar Pasalaran yang memiliki sekitar 100 kios kosong dan dapat digunakan secara gratis.
"Kami ingin menata kawasan ini secara bertahap tanpa merugikan siapapun. Prinsipnya bukan relokasi, tetapi penggeseran lokasi agar lebih tertib dan aman," tegas Agus.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon, Hilman Firmansyah, menjelaskan bahwa uji coba rekayasa lalu lintas akan berlangsung selama dua hingga tiga bulan sebelum ditetapkan sebagai kebijakan permanen. Penataan ini dinilai lebih hemat dibandingkan penataan fisik kawasan, namun tetap efektif dalam menciptakan kelancaran lalu lintas dan keamanan pejalan kaki.
Pihaknya juga berencana membangun kantong parkir di kawasan Weru dari lahan milik dinas, sehingga bus wisata tidak perlu masuk langsung ke Trusmi. Wisatawan akan diantar ke sentra batik menggunakan transportasi lokal seperti andong.
"Jika uji coba ini berhasil, Trusmi bisa ditetapkan sebagai Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL), di mana seluruh fungsi jalan kembali optimal," pungkas Hilman, seperti dilansir Ekonesia.com.
Tinggalkan komentar