Ekonesia Ekonomi – Pemerintah Indonesia terus berupaya mencari solusi terbaik terkait keputusan Amerika Serikat yang tetap memberlakukan tarif sebesar 32 persen terhadap produk-produk Indonesia mulai 1 Agustus 2025. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa negosiasi dan dialog konstruktif akan terus diupayakan demi menjaga akses pasar internasional sekaligus melindungi kepentingan industri dalam negeri.
Menperin menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi, mulai dari liberalisasi tarif, penguatan regulasi teknis, peningkatan kepatuhan terhadap standar internasional, hingga optimalisasi kerja sama teknis bilateral dan multilateral. Penundaan pemberlakuan tarif baru ini memberikan ruang bagi pemerintah untuk mencapai kesepakatan baru dengan AS.

"Saat ini bukan waktunya panik, melainkan bekerja lebih cerdas dan teknokratis," ujar Agus Gumiwang, Selasa, di Jakarta. Ia menekankan pentingnya memperkuat kapasitas industri dari hulu ke hilir, memperbaiki data dan sistem pelacakan, serta memastikan seluruh pelaku rantai pasok memahami arah kebijakan global yang terus berkembang.
Menperin juga meyakinkan bahwa produk manufaktur Indonesia masih akan lebih berdaya saing dibandingkan negara lain. Contohnya, produk tekstil dan alas kaki Indonesia akan lebih kompetitif dibandingkan produk serupa dari Bangladesh yang dikenakan tarif 35 persen. Begitu pula dengan produk makanan olahan yang lebih unggul dari Thailand dengan tarif 36 persen di AS. Indonesia juga terus berupaya meningkatkan kualitas dan daya saing setara negara-negara BRICS, seperti Afrika Selatan yang dikenakan tarif 30 persen.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pelaku industri untuk tetap semangat dan fokus, dengan jaminan pendampingan dan fasilitasi agar industri dapat terus bersaing, bertransformasi, dan berinovasi dalam kerangka ekonomi berkelanjutan.
"Kunci kita adalah sinergi dan ketangguhan. Kita tetap buka peluang dialog dengan mitra luar negeri, tapi kita juga perkuat fondasi dalam negeri. Pemerintah bersama dunia usaha dan asosiasi akan terus bekerja sama menghadapi tantangan ini," tegas Menperin. Pemerintah meyakini bahwa dengan pendekatan yang tenang, cermat, dan berbasis data, setiap tantangan dapat diubah menjadi peluang untuk memperkuat struktur industri nasional dan memperluas pengaruh produk domestik di pasar global, seperti yang dilansir ekonosia.com.
Tinggalkan komentar