Ekonesia Ekonomi – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya Indonesia untuk segera memperluas jangkauan pasar ekspor produk perikanan. Langkah ini menjadi krusial sebagai bentuk antisipasi terhadap dampak tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS).
Trenggono mengungkapkan bahwa meskipun AS masih menjadi tujuan ekspor utama produk perikanan Indonesia, potensi pasar di negara lain seperti Eropa dan China sangatlah besar dan tidak boleh diabaikan. "Potensi Eropa, potensi China di Asia juga begitu besar. Kita tidak cerdas kalau tidak mampu berbuat banyak untuk mengambil potensi untuk kepentingan ekonomi kita," tegas Trenggono saat membuka Rapat Kerja Teknis Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut, di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa kebijakan resiprokal AS sebesar 32 persen akan memberikan dampak signifikan bagi sektor perikanan Indonesia. "Dari sektor perikanan potensi ekonominya tidak kurang dari 200 miliar dolar AS valuasinya, tapi Indonesia ekspornya baru rata-rata 5,5 miliar dolar AS dan itu pun yang terbesar arahnya adalah ke Amerika Serikat. Dengan situasi perdagangan Amerika Serikat yang sekarang ada sistem kebijakan resiprokal, makanya akan berdampak juga kepada kita," ungkapnya.
Lebih lanjut, Trenggono menekankan pentingnya penataan ruang laut yang efisien, adil, dan berkelanjutan sebagai fondasi untuk menggali potensi ekonomi kelautan secara optimal. Penataan ruang laut yang terintegrasi dengan perencanaan ruang darat akan menghindari konflik pemanfaatan ruang, tumpang tindih kebijakan, dan inefisiensi investasi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah mengumumkan penundaan penerapan tarif resiprokal 32 persen oleh AS. Penundaan ini memberikan ruang bagi Indonesia untuk menyelesaikan perundingan yang sedang berlangsung. Keputusan ini merupakan hasil pertemuan antara Airlangga dengan pejabat tinggi AS di Washington DC pada 9 Juli lalu. Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan perundingan selama tiga minggu ke depan. Informasi ini dilansir dari ekonosia.com.
Tinggalkan komentar