Tambang Nikel Gag: Warga Pulau Gag Menangis, Minta Jangan Ditutup!

Rachmad

8 Juni 2025

2
Min Read
Tambang Nikel Gag: Warga Pulau Gag Menangis, Minta Jangan Ditutup!

Ekonesia Ekonomi – Masyarakat Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya, menyampaikan aspirasi mendalam kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, memohon agar aktivitas pertambangan nikel di wilayah mereka dilanjutkan. Permintaan ini muncul saat Menteri Bahlil melakukan kunjungan langsung ke pulau tersebut untuk meninjau kondisi pertambangan dan berdialog dengan warga setempat.

Dalam pertemuan tersebut, warga Pulau Gag mengungkapkan dampak positif yang signifikan dari keberadaan perusahaan tambang nikel, GAG Nikel. Para nelayan, yang merupakan mayoritas penduduk, menyatakan bahwa mereka merasakan manfaat ekonomi dengan menjual hasil tangkapan mereka langsung ke perusahaan.

Tambang Nikel Gag: Warga Pulau Gag Menangis, Minta Jangan Ditutup!
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

"Aktivitas penangkapan ikan berjalan seperti biasa, air tetap jernih, kualitas air juga bagus," ungkap Fathah Abanovo (33), seorang nelayan setempat. Ia menambahkan bahwa perusahaan juga memberikan bantuan berupa BBM dan alat pancing, yang sangat membantu dalam pekerjaan mereka.

Senada dengan Fathah, nelayan Lukman Harun (34) dari Pelugak membantah berita yang beredar mengenai penurunan kualitas air dan hasil tangkapan akibat aktivitas pertambangan. "Air tidak berubah sejak puluhan tahun lalu hingga kini, biasa saja. Sejak adanya tambang, ikan-ikan karang sebagai tangkapan tidak berubah, juga kalau dimakan, aman," tegas Lukman.

Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, yang turut mendampingi Menteri Bahlil, menegaskan bahwa kondisi pertambangan yang selama ini digambarkan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Ia menduga bahwa video yang beredar di media sosial tidak berasal dari Pulau Gag.

"Kita pastikan mungkin video itu bukan dari Gag, bukan dari Piaynemo, mungkin dari tempat lain. Mereka ambil dari mana kita juga tidak tahu, tapi yang pasti bukan dari penambangan di Pulau Gag," ujar Elisa.

Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, juga menyampaikan hal serupa. Ia mengatakan bahwa masyarakat Pulau Gag sangat bergantung pada aktivitas pertambangan untuk menopang kehidupan mereka.

"Mereka tidak mau tambang ditutup, karena itu untuk menopang kehidupannya. Mereka menginginkan itu, karena itu, kami berharap kebetulan ada Pak Menteri di sini untuk membuka tambang itu," kata Orideko.

Meskipun demikian, Bupati Orideko menekankan pentingnya peningkatan pengawasan terhadap analisis dampak lingkungan (AMDAL) agar aktivitas pertambangan dapat berjalan lebih baik dan berkelanjutan di masa depan.

Sebelumnya, Menteri Bahlil telah mengumumkan penghentian sementara kegiatan operasi GAG Nikel untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat terkait dampak pertambangan terhadap kawasan wisata. GAG Nikel merupakan pemegang Kontrak Karya Generasi VII yang berdiri sejak tahun 1998 dan saat ini dikendalikan penuh oleh PT Antam Tbk. Informasi ini dilansir dari ekonosia.com pada Minggu (8/6/2025).

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post