Ekonesia Ekonomi – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, mengungkapkan potensi tersembunyi dari sumur minyak rakyat. Menurutnya, sumur-sumur ini dapat mendongkrak lifting minyak nasional hingga 100 ribu barel per hari (bph).
Djoko menjelaskan, perhitungan ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap sumur rakyat mampu menghasilkan antara 3 hingga 25 barel minyak per hari. Dengan estimasi 30 ribu sumur yang ada, potensi produksi bisa mencapai 90 ribu barel per hari. "Itu baru dari tiga provinsi. Jika semua provinsi terlibat, potensinya sangat besar, bisa mencapai 100 ribu barel per hari," ujarnya di Jakarta, Selasa.

Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025, pengelolaan sumur rakyat akan melibatkan koperasi, BUMD, atau UKM setempat. Nantinya, perusahaan migas atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di sekitar sumur rakyat akan membeli hasil produksi dengan harga 70-80% dari harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP).
Djoko menambahkan, realisasi kerjasama antara KKKS dengan UMKM atau BUMD masih menunggu usulan resmi dari para gubernur. Ia berharap, tambahan produksi minyak dari sumur rakyat dapat segera terealisasi mulai bulan depan.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, sebelumnya menyatakan bahwa 30 ribu sumur rakyat siap mendukung target lifting minyak nasional sebesar 605 ribu bph. Sebagian besar sumur ini berlokasi di Sumatera, seperti Aceh, Sumatera Selatan, dan Jambi. Pertamina juga telah menyatakan kesediaannya untuk menjadi pembeli minyak dari sumur rakyat. Produksi minyak yang dibeli KKKS dari masyarakat akan dihitung sebagai bagian dari lifting KKKS tersebut.
"Ketika produksi sudah berjalan dari sumur-sumur masyarakat, maka Pertamina akan bertindak sebagai offtaker (pembeli)," pungkas Bahlil. Dengan potensi yang besar ini, sumur rakyat diharapkan menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produksi minyak nasional dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Tinggalkan komentar