Ekonesia Ekonomi – Di tengah hiruk pikuk elektrifikasi otomotif, Subaru justru mengambil jalan berbeda. Pabrikan asal Jepang ini menegaskan tidak memiliki rencana untuk meluncurkan mobil listrik maupun mobil 7-seater yang tengah digandrungi di pasar Indonesia.
Arie Christopher, Kepala Eksekutif Subaru Indonesia, mengungkapkan bahwa keputusan ini didasari oleh karakteristik unik konsumen Subaru. Menurutnya, pembeli Subaru adalah mereka yang mencari pengalaman berkendara berbeda dan performa tinggi, bukan sekadar kendaraan keluarga atau ramah lingkungan.

"Konsumen Subaru itu membeli Subaru karena ingin mendapatkan pengalaman berkendara. Di segmen itu, mereka tidak memerlukan 7-seater, sama seperti mereka tidak menjadikan EV sebagai prioritas utama," jelas Arie dalam jumpa media di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, Arie menambahkan bahwa Subaru umumnya bukan menjadi mobil pertama atau kedua bagi konsumen di Indonesia. "Dari survei kami, mayoritas mobil ketiga, keempat, kelima. Mereka memilih Subaru karena ingin mendapatkan pengalaman yang tidak mereka dapatkan di mobil lain," imbuhnya.
Meski demikian, bukan berarti Subaru menutup mata terhadap perkembangan teknologi. Mereka tengah menjajaki peluang untuk menghadirkan mobil hibrida di pasar Indonesia. "Hybrid kita ada rencana, ditunggu saja, masih dalam studi," kata Arie.
Subaru sendiri telah memiliki beberapa produk hibrida di negara asalnya, seperti Subaru Crosstrek Hybrid, Rex Hybrid, dan Forester Hybrid. Langkah ini menunjukkan komitmen Subaru untuk tetap berinovasi tanpa meninggalkan DNA performa dan pengalaman berkendara yang menjadi ciri khasnya. (ekonosia.com)
Tinggalkan komentar