Ekonesia Ekonomi – Anggota Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mendorong pelaku wisata dan UMKM di Kabupaten Siak, Riau, untuk berinovasi agar Siak menjadi destinasi wisata utama, bukan sekadar pelengkap. Menurutnya, sejarah kejayaan Siak sebagai pusat Kesultanan Melayu adalah modal besar, namun perlu dikembangkan dengan kreativitas dan dukungan infrastruktur yang memadai.
Saleh menilai, potensi Siak setara dengan Bali, Borobudur, atau Labuan Bajo. Untuk mencapai level tersebut, ekosistem UMKM harus diperkuat sebagai bagian dari pengalaman wisata yang berkesan. Renovasi Istana Siak juga harus diikuti dengan penyediaan pusat belanja dan oleh-oleh khas Melayu yang mudah diakses.

"Wisatawan sekarang mencari paket lengkap: sejarah, kuliner, suvenir, dan pengalaman lokal," ujarnya. Ia mencontohkan, kain tenun Siak atau makanan khas Melayu dapat dikemas modern tanpa menghilangkan keasliannya agar menarik minat wisatawan.
Saleh juga menekankan pentingnya promosi melalui berbagai saluran, serta sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Koordinasi lintas sektor diperlukan untuk perencanaan infrastruktur, pemberdayaan pelaku usaha, dan pengembangan paket wisata berbasis budaya.
"Pemerintah pusat bisa membantu dari sisi regulasi dan promosi nasional, sementara pemerintah daerah fokus pada pengelolaan destinasi dan pembinaan UMKM," jelasnya.
Dengan pengelolaan yang tepat, Saleh yakin Siak dapat menembus peta pariwisata kelas dunia, memanfaatkan tren wisata berbasis budaya yang semakin diminati. "Siak, dengan keaslian budaya dan keramahan masyarakatnya, memiliki modal besar untuk menjawab tren tersebut," pungkasnya.
Tinggalkan komentar