Ekonesia Market – Di tengah kabar kurang sedap dari industri otomotif, sektor multifinance justru diprediksi akan terus mencatatkan pertumbuhan positif hingga akhir 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat diversifikasi portofolio pembiayaan sebagai kunci utama pendorong pertumbuhan ini. Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan OJK, mengungkapkan bahwa fokus pada pembiayaan multiguna, UMKM, dan ekosistem digital akan menjadi mesin pertumbuhan bagi industri multifinance.
Agusman menambahkan bahwa digitalisasi proses pembiayaan dan kolaborasi dengan platform e-commerce serta ride-hailing membuka peluang yang sangat besar. Contohnya, multifinance dapat berperan penting dalam memfasilitasi kepemilikan kendaraan bagi para mitra pengemudi ride-hailing melalui skema pembiayaan kendaraan produktif yang terintegrasi dengan platform digital. Pembiayaan kendaraan listrik juga menjadi ceruk potensial seiring dengan komitmen pemerintah terhadap transisi energi. Selain itu, ekspansi pembiayaan ke sektor produktif, khususnya UMKM di daerah-daerah, dapat menjadi sumber pertumbuhan piutang yang signifikan.
Namun, industri multifinance juga menghadapi tantangan, termasuk risiko kredit, persaingan yang ketat, dan biaya dana yang tinggi. Untuk itu, OJK terus mendorong perusahaan pembiayaan untuk memperkuat manajemen risiko dan mengakselerasi transformasi digital secara terencana agar pertumbuhan yang dicapai berkelanjutan dan berkualitas.
Meskipun pertumbuhan piutang multifinance melambat menjadi 1,96% per Juni 2025, dengan total penyaluran pembiayaan mencapai Rp 501,83 triliun, OJK tetap optimis dengan prospek industri ini. Perlambatan ini menjadi yang paling signifikan sejak awal tahun, mengingat pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 10,82%. ekonosia.com mencatat bahwa adaptasi dan inovasi akan menjadi kunci bagi perusahaan multifinance untuk terus berkembang di tengah dinamika pasar yang ada.
Tinggalkan komentar