Ekonesia Ekonomi – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut bergerak cepat mengatasi serangan hama tikus yang mengancam lahan persawahan. Tim khusus diterjunkan untuk melakukan Gerakan Serentak (Gertak) bersama para petani, sebagai upaya preventif sebelum masa panen tiba.
Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Jawa Barat, Ahmad Firdaus, menjelaskan bahwa pengendalian hama tikus dilakukan dengan metode pengemposan dan gropyokan. Program ini merupakan kelanjutan dari inisiasi serentak di seluruh Jawa Barat pada 20 Juni 2025, dan akan terus digalakkan di Garut.

"Kunci sukses pengendalian hama tikus adalah aksi bersama yang kompak dan berkelanjutan di lahan yang luas," tegas Ahmad. Kecamatan Samarang dan Tarogong Kidul telah menjadi lokasi awal pelaksanaan Gertak, dengan rencana perluasan ke Tarogong Kaler dan wilayah lainnya.
Langkah ini diharapkan dapat menekan populasi tikus hingga tidak lagi merugikan secara ekonomi, menjaga keseimbangan ekosistem pertanian. Ahmad menambahkan, pengurangan populasi tikus akan berdampak langsung pada penurunan tingkat serangan hama di lapangan.
Data per 15 Juni 2025 menunjukkan, serangan ringan hama tikus mencapai 46 hektare dan wilayah waspada seluas 163 hektare, tersebar di 10 kecamatan di Garut.
Subkoordinator Perlindungan Tanaman Dispertan Garut, Aden Kurniawan, menyatakan bahwa selain tikus, pihaknya juga fokus mengendalikan hama lain seperti penggerek batang padi, wereng batang coklat, kresek, dan penyakit blas. Ia berharap, dukungan pemerintah daerah dalam penyediaan bahan pengendalian OPT dapat menekan serangan hama, demi menjamin hasil panen dan ketahanan pangan.
"Tujuan utama kami adalah memastikan setiap padi yang ditanam dapat dipanen, demi mencapai swasembada pangan," pungkas Aden, seperti dilansir ekonosia.com.
Tinggalkan komentar