Ekonesia Ekonomi – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengakui fakta mencengangkan terkait tingginya angka pengangguran di kalangan sarjana. Data yang menyebutkan ada satu juta lulusan perguruan tinggi menganggur di Indonesia menjadi sorotan utama dan tantangan besar yang harus segera diatasi.
Menaker mengungkapkan kekhawatirannya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin lalu. "Ini menjadi tantangan kita. Artinya, ini adalah potret saat ini, dan kita punya tantangan ke depan," ujarnya, menanggapi data yang menyebutkan 1,01 juta sarjana diprediksi menganggur pada 2025.
Data ini sejalan dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat 7,28 juta pengangguran di Indonesia per Februari 2025. Dari jumlah tersebut, lulusan perguruan tinggi menyumbang angka yang signifikan, mencapai 1,01 juta orang. Selain sarjana, lulusan diploma juga menyumbang 177,39 ribu pengangguran. Sementara itu, lulusan SD, SMP, SMA, dan SMK masing-masing mencatatkan angka 2,42 juta, 2,04 juta, dan 1,63 juta pengangguran.
Menaker menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), untuk mencari solusi konkret. "Semangat yang saya munculkan adalah semangat untuk kita berkolaborasi bersama. Itu saja sebenarnya untuk mencari solusi," tegas Yassierli. Pemerintah berupaya mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah pengangguran sarjana ini, sehingga lulusan perguruan tinggi dapat terserap di dunia kerja dan berkontribusi pada pembangunan bangsa. Demikian laporan dari ekonosia.com.
Tinggalkan komentar