Saham AI Terjun Bebas Wall Street Geger

Agus Riyadi

18 Desember 2025

3
Min Read

Ekonesia – Bursa saham Wall Street dilanda badai hebat pada perdagangan Rabu, atau Kamis dini hari waktu Indonesia, dengan mayoritas indeks utama rontok berjamaah. Guncangan pasar ini terutama dipicu oleh aksi jual besar-besaran pada saham-saham perusahaan kecerdasan buatan (AI) yang sebelumnya begitu digandrungi investor. Sentimen negatif mencuat setelah beredar kabar mengenai mundurnya investor kunci dari salah satu proyek pusat data raksasa teknologi Oracle.

Indeks S&P 500 tak luput dari hantaman, anjlok 1,16% dan menutup perdagangan di level 6.721,43. Sementara itu, Nasdaq Composite yang sarat saham teknologi, terpukul lebih dalam dengan penurunan 1,81% hingga parkir di 22.693,32. Dow Jones Industrial Average juga tak berdaya, kehilangan 228,29 poin atau 0,47%, berakhir di posisi 47.885,97.

Saham AI Terjun Bebas Wall Street Geger
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Pusat perhatian utama adalah Oracle, yang sahamnya merosot tajam 5,4%. Penurunan ini menyusul laporan Financial Times yang menyebutkan bahwa rencana Blue Owl Capital untuk mendanai proyek pusat data Oracle senilai US$10 miliar di Michigan telah kandas. Sumber internal mengindikasikan kekhawatiran terhadap tingkat utang dan belanja modal Oracle menjadi pemicunya. Meskipun demikian, Oracle dengan tegas membantah laporan tersebut, menegaskan bahwa proyek vital itu tetap berjalan sesuai rencana.

Skema pembiayaan yang berisiko tinggi untuk pembangunan pusat data perusahaan teknologi memang telah menjadi sorotan investor belakangan ini. Insiden Oracle ini menambah daftar panjang kekhawatiran, menyusul bantahan Oracle pekan lalu terhadap laporan Bloomberg yang menyebutkan penundaan proyek untuk OpenAI hingga 2028.

Gelombang koreksi tak hanya menerpa Oracle. Saham-saham lain yang terkait erat dengan ekosistem AI turut terseret dalam pusaran pelemahan. Produsen chip Broadcom, yang menjadi salah satu pendorong rotasi keluar dari sektor teknologi, anjlok lebih dari 4%. Nvidia, pemain kunci di industri chip AI, melemah hampir 4%, sementara Advanced Micro Devices (AMD) terpuruk lebih dari 5%. Induk perusahaan Google, Alphabet, juga tak luput dari tekanan, turun lebih dari 3%.

Brian Mulberry, manajer portofolio klien di Zacks Investment Management, mengamati adanya pergeseran dana yang cukup tegas. "Kami jelas melihat rotasi yang cukup tegas dari saham pertumbuhan berkapitalisasi besar ke saham nilai berkapitalisasi besar," ujarnya. Menurut Mulberry, investor kini mulai mengambil posisi lebih defensif sebagai antisipasi terhadap kondisi pasar di tahun mendatang.

Sepanjang bulan Desember, saham Oracle dan Broadcom, bersama sejumlah saham AI lainnya, telah mencatatkan penurunan signifikan. Bulan ini memang diwarnai oleh perpindahan dana investor menuju sektor-sektor berorientasi nilai, seperti keuangan. Secara bulanan, saham Oracle telah terkoreksi lebih dari 11%, sementara Broadcom anjlok sekitar 19%. ETF State Street Technology Select Sector SPDR (XLK) juga mengalami penurunan 2,6% sepanjang bulan ini.

Mulberry memperkirakan tren rotasi dari saham dengan valuasi premium menuju sektor yang "dinilai lebih wajar" akan berlanjut hingga tahun 2026. Ia menambahkan, dinamika ini, ditambah dengan ketidakpastian arah kebijakan moneter, berpotensi memicu volatilitas pasar yang lebih tinggi. "Ke depan, mengamati faktor-faktor tertentu untuk menentukan kapan dan di mana momen profitabilitas AI itu benar-benar terjadi akan menjadi sangat penting, dan itu mencakup hal-hal seperti arus kas bebas (free cash flow). Neraca bisa dimanipulasi, tetapi arus kas bebas tidak bisa," pungkasnya.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post