Ekonesia – Rupiah kembali dibuat tak berdaya oleh dominasi dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat pagi. Mata uang Garuda ini terhuyung melemah, menembus angka Rp16.775 per dolar AS, sebuah sinyal yang membuat para pelaku pasar semakin was-was.
Pelemahan ini menandai penurunan sebesar 26 poin atau setara dengan 0,15 persen dibandingkan posisi sebelumnya yang berada di angka Rp16.749 per dolar AS. Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya bisa merembet ke berbagai sektor ekonomi.

Para analis ekonomi kini tengah mengamati dengan seksama faktor-faktor yang memicu pelemahan rupiah ini. Spekulasi pun bermunculan, mulai dari sentimen global hingga kebijakan dalam negeri yang dianggap kurang mendukung penguatan mata uang.
Yang jelas, kondisi ini menuntut respons cepat dan tepat dari pemerintah dan Bank Indonesia. Langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah menjadi krusial untuk menjaga kepercayaan investor dan mencegah dampak negatif yang lebih luas terhadap perekonomian nasional. Pertanyaannya, mampukah rupiah bangkit dari keterpurukan ini?










Tinggalkan komentar