Rupiah Terancam! Trump Bikin Kejutan Tarif?

Rachmad

10 Juli 2025

2
Min Read
 Rupiah Terancam! Trump Bikin Kejutan Tarif?

Ekonesia Ekonomi – Ketidakpastian kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) kembali menghantui pasar keuangan. Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, memprediksi nilai tukar rupiah berpotensi melemah akibat manuver terbaru mantan Presiden AS, Donald Trump, yang mengancam penerapan tarif tinggi.

Trump, melalui pernyataan kontroversialnya, berencana mengenakan tarif 50 persen untuk produk tembaga impor dan tarif fantastis 200 persen bagi perusahaan farmasi yang enggan memindahkan basis produksinya ke AS. Kebijakan ini, menurut Josua, semakin memperkeruh sentimen pasar dan memicu kekhawatiran investor.

 Rupiah Terancam! Trump Bikin Kejutan Tarif?
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

Tarif tembaga sebesar 50 persen dijadwalkan mulai berlaku pada 1 Agustus mendatang, dengan alasan memperkuat keamanan nasional AS. Tembaga dianggap krusial untuk berbagai industri strategis, termasuk semikonduktor, penerbangan, pertahanan, dan energi. Sementara itu, tarif 200 persen untuk produk farmasi luar negeri bertujuan untuk menarik investasi dan lapangan kerja kembali ke AS.

"Trump juga menyatakan tidak akan menunda penerapan tarif tersebut. Pernyataan ini semakin meningkatkan ketidakpastian mengenai arah kebijakan perdagangan AS," ujar Josua, seperti dikutip ekonosia.com, Kamis.

Ancaman tarif ini bukan isapan jempol belaka. Trump menegaskan bahwa tarif yang tercantum dalam surat kepada 14 negara, termasuk Indonesia, akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 tanpa perpanjangan.

Faktor-faktor inilah yang mendorong proyeksi pelemahan rupiah. Josua memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.175 hingga Rp16.300 per dolar AS.

Pada pembukaan perdagangan Kamis pagi di Jakarta, rupiah sempat menguat tipis 42 poin atau 0,26 persen menjadi Rp16.216 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.258 per dolar AS. Namun, sentimen negatif dari kebijakan perdagangan AS berpotensi membalikkan tren positif ini.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post