Ekonesia Ekonomi – Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batu bara Indonesia (Aspebindo) menyatakan dukungan penuh terhadap perubahan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari tiga tahunan menjadi tahunan. Langkah ini dinilai krusial untuk menjaga stabilitas harga komoditas tambang, khususnya batu bara.
Fathul Nugroho, Wakil Ketua Umum Aspebindo, mengungkapkan bahwa inisiatif Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Komisi XII DPR RI terkait RKAB tahunan adalah langkah positif. Ia mencontohkan, RKAB 2025 menargetkan produksi batu bara sekitar 900 juta ton, dengan 600 juta ton untuk ekspor. Namun, permintaan pasar yang lebih rendah dapat menyebabkan oversupply dan penurunan harga ekspor, yang berimbas pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Realisasi PNBP sektor pertambangan mineral dan batu bara pada kuartal I 2025 tercatat menurun 7,42% menjadi Rp23,7 triliun, akibat melemahnya harga batu bara. Kementerian ESDM sendiri menargetkan PNBP minerba tahun 2025 sebesar Rp124,5 triliun, lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya yang mencapai Rp142 triliun. Aspebindo meyakini bahwa sistem RKAB tiga tahunan menjadi salah satu penyebab oversupply dan penurunan PNBP.
Dengan pengembalian sistem persetujuan RKAB secara tahunan, Aspebindo optimis harga ekspor akan meningkat, memberikan dampak positif bagi negara dan perusahaan tambang. Pengendalian volume produksi batu bara nasional diharapkan dapat mencegah oversupply akibat fluktuasi harga batu bara dunia, sehingga meningkatkan PNBP sektor mineral dan batu bara.
Perubahan sistem RKAB ini tidak hanya berlaku untuk batu bara, tetapi juga komoditas lain seperti nikel dan bauksit. Kesepakatan perubahan sistem RKAB ini dicapai dalam Rapat Kerja Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersama Komisi XII DPR di Jakarta. Bahlil berencana memangkas RKAB perusahaan pertambangan yang sudah mengajukan produksi selama tiga tahun, menyusul usulan dari Wakil Ketua Komisi XII DPR Bambang Haryadi terkait overproduksi yang menyebabkan jatuhnya harga komoditas tambang. Informasi ini dilansir oleh ekonosia.com pada Jumat (4/7/2025).
Tinggalkan komentar