TeraNews Olahraga – Declan Rice, gelandang Arsenal, tengah mencuri perhatian dunia. Bukan hanya karena penampilannya yang gemilang mengantarkan The Gunners ke semifinal Liga Champions, tetapi juga karena statistiknya yang mencengangkan. Apakah Rice, di usia 26 tahun, sudah melampaui performa puncak dua legenda Liga Inggris, Yaya Toure dan Steven Gerrard?
Dua penghargaan Man of the Match beruntun di babak gugur Liga Champions melawan Real Madrid menjadi bukti nyata kualitas Rice. Jika Saka dipuji sebagai pemain kelas dunia, Rice pun tak kalah bersinar. Dua gol tendangan bebas spektakuler di leg pertama, dan performa dominan di leg kedua, menegaskan kematangannya di panggung besar Eropa.

Perjalanan Rice cukup unik. Di West Ham, ia lebih sering berperan sebagai gelandang bertahan. Namun, di bawah asuhan Mikel Arteta, Rice menjelma menjadi motor serangan Arsenal. Arteta melihat potensi lebih dari Rice, dan menempatkannya di posisi yang lebih menyerang, sebagai nomor 8.
"Dia punya naluri mencetak gol, kepemimpinannya akan berkembang, dan bermain sebagai No. 8, dia bisa jadi pemain luar biasa," ujar Arteta.
Statistik pun berbicara. Perbandingan statistik per 90 menit menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal gol+assist, peluang tercipta, dan tembakan total di musim 2024/25 dibandingkan dua musim sebelumnya. Rice bukan hanya andalan di lini pertahanan, tetapi juga menjadi ancaman nyata di area lawan.
Lalu, bagaimana perbandingannya dengan Toure dan Gerrard? Jika melihat statistik gabungan gol dan assist di musim terbaik mereka (2013/14), Rice mungkin masih tertinggal dalam hal jumlah gol. Namun, jumlah peluang yang diciptakan Rice menyamai, bahkan melampaui, kedua legenda tersebut. Ini menunjukkan Rice lebih berperan sebagai kreator permainan ketimbang pencetak gol murni.
Arteta pun memuji perubahan signifikan Rice: "Malam ini dia luar biasa. Dia mengubah pertandingan. Saat laga masih 50/50, dia ambil alih dan membalikkan keadaan."
Dengan kemampuannya yang serba bisa, termasuk sebagai eksekutor bola mati handal, Rice tampak mampu melakukan segalanya di lapangan. Ia bahkan menyebut Toure sebagai idolanya dan ingin bermain bersama Gerrard. Mungkinkah Rice, dengan potensi yang dimilikinya, mampu menyamai, bahkan melampaui, pencapaian Toure dan Gerrard? Waktu yang akan menjawabnya.
Tinggalkan komentar