Ekonesia Ekonomi – Kabar baik untuk energi terbarukan Indonesia! Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita baru saja meresmikan pabrik solar sel dan modul panel surya terbesar di tanah air. Pabrik milik PT Trina Mas Agra Indonesia ini berlokasi strategis di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah.
Keberadaan pabrik ini menjadi angin segar bagi upaya pemerintah dalam mewujudkan ekosistem industri pendukung energi baru terbarukan (EBT). Apalagi, pemerintah menargetkan pemenuhan pasokan listrik dari sumber EBT mencapai 52,8 gigawatt (GW) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Dari target tersebut, 17,1 GW diharapkan dapat dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada tahun 2034.

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan urgensi keberadaan industri panel surya dalam negeri untuk mencapai target tersebut. Ia menyebutkan bahwa saat ini, harga PLTS lokal masih 30-45% lebih tinggi dibandingkan produk impor. Dengan adanya pabrik ini, diharapkan ketergantungan terhadap produk impor dapat dikurangi dan daya saing produk dalam negeri meningkat.
"Industri panel surya ke depan diharapkan tidak hanya sebatas sebagai pemasok teknologi, namun juga menjadi katalis untuk terciptanya industri terbarukan yang berdaulat," ujar Agus.
Wakil Presiden Direktur PT Trina Mas Agra Indonesia, Lokita Prasetya, menjelaskan bahwa pabrik ini memiliki kapasitas produksi 1 GW per tahun dengan daya yang dihasilkan mencapai 720 Wp per panel. Investasi yang digelontorkan mencapai Rp1,5 triliun dan ditargetkan mampu meningkatkan produksi hingga 3 GW per tahun.
Lokita optimis bahwa pabrik panel surya terbesar ini akan mendukung pengembangan PLTS di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan ekosistem EBT, biaya produksi penyediaan pembangkit listrik ini diharapkan semakin efisien dan berkualitas. Dengan demikian, transisi energi bersih di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dan terjangkau. Artikel ini ditulis oleh tim Ekonesia.com.
Tinggalkan komentar