Ekonesia – Kabar baik datang dari Kementerian PPN/Bappenas! Pemerintah kini menjadikan swasembada beras sebagai prioritas utama pembangunan nasional. Targetnya jelas: pangan cukup, petani sejahtera, dan Indonesia makin berdaulat di sektor pertanian.
Presiden Prabowo Subianto sendiri yang mengarahkan percepatan swasembada pangan, tak hanya beras, tapi juga energi dan air. Tujuannya, memperkuat kedaulatan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bappenas sebagai perencana, sudah menyiapkan strategi jitu untuk mencapai target ambisius ini.

Kuncinya? Sinergi! Bappenas menggandeng berbagai kementerian, lembaga, dan pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas dan mewujudkan kesejahteraan petani. Pemerintah menetapkan kebijakan harga gabah Rp6.500 per kilogram, memberikan kepastian pendapatan bagi petani dan memotivasi mereka untuk terus berproduksi.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bahkan optimis, dalam tiga bulan ke depan Indonesia bisa umumkan swasembada beras! Data dari BPS menunjukkan produksi beras Januari-November 2025 mencapai 33,19 juta ton, naik 12,62 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan produksi ini bukan hanya jaminan ketersediaan pangan, tapi juga penopang stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Bahkan, data terbaru mendekati prediksi lembaga internasional seperti FAO dan USDA. USDA memprediksi produksi beras Indonesia mencapai 34,6 juta ton tahun ini, sementara FAO lebih tinggi lagi, 35,6 juta ton pada masa tanam 2025/2026.
Dengan kolaborasi semua pihak, inovasi, dan praktik pertanian berkelanjutan, swasembada beras bukan lagi mimpi. Ini adalah momentum kebangkitan petani dan kedaulatan pangan Indonesia!
Tinggalkan komentar