Ekonesia Ekonomi – Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan strategi untuk menjadikan produk tekstil dan apparel sebagai komoditas ekspor unggulan ke Amerika Serikat. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap penetapan tarif impor sebesar 19 persen yang diberlakukan AS kepada Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa selain tekstil dan apparel, pemerintah juga akan mendorong ekspor produk furnitur, sepatu, barang-barang manufaktur, serta elektronik dan perlengkapan rumah tangga. Hal ini disampaikan usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Airlangga menjelaskan bahwa tarif impor 19 persen yang telah disepakati dengan AS bersifat final dan mengikat. Oleh karena itu, pemerintah fokus pada optimalisasi komoditas yang memiliki daya saing tinggi untuk diekspor ke pasar Amerika.
Lebih lanjut, Airlangga menyoroti bahwa tarif impor yang dikenakan AS kepada Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Sebagai perbandingan, Vietnam dan Filipina dikenakan tarif 20 persen, Malaysia dan Brunei 25 persen, Kamboja dan Thailand 36 persen, serta Myanmar dan Laos 40 persen.
Posisi Indonesia juga lebih kompetitif dibandingkan negara-negara pesaing utama dalam ekspor tekstil, seperti Bangladesh (35 persen), Sri Lanka (30 persen), Pakistan (29 persen), dan India (27 persen).
Indonesia termasuk dalam kelompok negara pertama yang mencapai kesepakatan dengan AS, sehingga ketentuan tarif yang direncanakan berlaku mulai 1 Agustus tidak lagi diberlakukan. Pemberlakuan tarif baru sebesar 19 persen akan ditetapkan secara resmi melalui pernyataan bersama (joint statement).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada kuartal I 2025, nilai ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT), termasuk alas kaki Indonesia ke Amerika Serikat mencapai 1,855,6 miliar dolar AS. Dengan strategi yang tepat, pemerintah optimis dapat meningkatkan nilai ekspor TPT ke AS dan memanfaatkan peluang yang ada. Artikel ini ditulis oleh tim ekonosia.com.
Tinggalkan komentar