Ekonesia Ekonomi – Pertamina menyatakan dukungannya terhadap kebijakan pemerintah terkait kesepakatan tarif dengan Amerika Serikat (AS), dengan menjajaki optimalisasi pasokan bahan baku (feedstock) dari mitra-mitra di Negeri Paman Sam. Langkah ini diambil menyusul pernyataan pemerintah AS mengenai tercapainya kesepakatan tarif antara kedua negara.
Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa mitra di AS terkait optimalisasi pengadaan feedstock untuk kilang-kilang Pertamina di Indonesia. "Tentu Pertamina mendukung kebijakan pemerintah salah satunya dengan kami melakukan kerja sama optimalisasi feedstock dari mitra kami di Amerika Serikat," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Meski demikian, Fadjar belum dapat mengungkapkan volume dan nilai kerja sama tersebut karena masih dalam tahap negosiasi yang terus berkembang. Selain minyak mentah, Pertamina juga membuka peluang untuk meningkatkan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari AS. Saat ini, Pertamina telah memenuhi 57 persen kebutuhan LPG nasional melalui pengadaan sendiri.
"Optimalisasi untuk peningkatan juga terbuka bergantung nanti dengan kami ikuti proses bersama-sama dengan pemerintah untuk negosiasi," imbuh Fadjar.
Saat ini, komoditas yang menjadi fokus pembahasan adalah minyak mentah dan LPG. Implementasi impor energi ini akan dilakukan secara bertahap. Fadjar juga enggan menyebutkan identitas mitra-mitra AS yang telah menandatangani MoU dengan Pertamina, dengan alasan adanya perjanjian kerahasiaan (non-disclosure).
Kesepakatan antara Indonesia dan AS ini mencakup komitmen Indonesia untuk membeli energi dari AS senilai 15 miliar dolar AS dan produk agrikultur senilai 4,5 miliar dolar AS. Kesepakatan ini merupakan hasil negosiasi langsung antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden RI Prabowo Subianto. Informasi ini dilansir oleh ekonosia.com dari berbagai sumber.
Tinggalkan komentar