Ekonesia – Industri beras di Indonesia menghadapi perubahan besar. Bukan lagi sekadar soal menanam dan menjual beras, tapi tentang mengubah padi menjadi sumber kekayaan baru yang bernilai tambah tinggi.
Selama ini, fokus hanya pada produksi beras membuat petani terjebak dalam pusaran harga yang tak menguntungkan. Harga gabah naik, konsumen menjerit. Harga beras ditekan, petani merugi. Tengkulak dan pedagang besar tetap untung.
Kini saatnya mengubah paradigma. Padi bukan hanya sumber beras, tapi sumber energi, bahan bangunan, obat-obatan, kosmetik, hingga pakan ternak! Sekam bisa jadi energi listrik, bekatul jadi minyak bernilai tinggi.
Transformasi ini butuh dukungan pemerintah. Insentif pajak, kemudahan izin, dan pinjaman berbunga rendah akan memacu industri padi. Tapi, kebijakan saja tak cukup. Pemerintah, pengusaha, akademisi, dan petani harus bersatu padu.
Contoh sukses sudah ada. Di Sukabumi, investasi teknologi modern mampu meningkatkan kualitas beras dan memberi nilai tambah bagi petani. Kemitraan yang setara dengan pedagang dan Bulog pun terjalin.
Inilah saatnya memandang padi secara holistik. Petani bukan sekadar produsen, tapi mitra setara dalam rantai nilai agribisnis. Dengan visi baru, kesejahteraan petani meningkat, konsumen terlindungi, dan Indonesia makin mandiri pangan!
Tinggalkan komentar