Revolusi Akuakultur! KKP Genjot Produksi Ikan

Rachmad

17 Agustus 2025

2
Min Read
Revolusi Akuakultur! KKP Genjot Produksi Ikan

Ekonesia Ekonomi – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya meningkatkan produksi perikanan budi daya melalui penerapan teknologi canggih. Langkah ini diambil untuk mendongkrak kuantitas hasil tangkapan sekaligus memastikan keberlanjutan, inovasi, dan kelestarian lingkungan dalam setiap aktivitas perikanan.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Tb Haeru Rahayu, menegaskan bahwa optimalisasi teknologi menjadi kunci utama dalam meningkatkan produksi perikanan dari hulu hingga hilir. "Penggunaan teknologi tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan volume produksi, tetapi juga untuk menjamin bahwa kegiatan perikanan selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan," ujarnya di Jakarta, Sabtu.

Revolusi Akuakultur! KKP Genjot Produksi Ikan
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

Pemanfaatan teknologi digital seperti Internet of Things (IoT) untuk memantau kualitas air, sistem pakan otomatis, penyediaan sarana dan prasarana budidaya modern, hingga pemasaran online, terbukti mampu meningkatkan produktivitas akuakultur secara signifikan.

Tebe mencontohkan beberapa program unggulan perikanan budi daya yang memanfaatkan inovasi teknologi, seperti model budidaya udang berbasis kawasan (BUBK) di Kebumen, serta model budidaya tilapia, rumput laut, lobster, dan kepiting.

KKP juga tengah menjalankan program revitalisasi lahan budidaya yang kurang produktif di beberapa wilayah Jawa Barat, serta membangun Kampung Perikanan Budi Daya sebagai pusat pengembangan perikanan berbasis komunitas.

Kolaborasi dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), perguruan tinggi, dan lembaga penelitian lainnya, diharapkan dapat memacu inovasi di sektor perikanan, seperti pengembangan varietas ikan tahan penyakit, pakan fungsional, serta teknologi budidaya adaptif dan ramah lingkungan.

KKP berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi blue food sebagai bagian penting dari ketahanan pangan nasional. Blue food bukan hanya sumber protein, tetapi juga kaya akan mineral, vitamin, iodium, zat besi, kalsium, seng, dan Omega-3.

"Lebih dari 2.500 spesies biota laut berpotensi menjadi pangan berkelanjutan dengan jejak karbon rendah. Lebih dari 3 miliar orang bergantung pada blue food untuk protein dan nutrisi," jelas Haeru. Selain itu, sekitar 800 juta rumah tangga menggantungkan mata pencaharian mereka pada sektor ini.

Melalui lima kebijakan Blue Economy, mulai dari perluasan kawasan konservasi hingga pengawasan pesisir dan pulau kecil, KKP berupaya memperkuat kapasitas nelayan dan pembudi daya dari hulu hingga hilir.

Di hulu, KKP menyediakan benih unggul, modernisasi armada kapal, dan fasilitasi pembiayaan inklusif. Di hilir, hilirisasi produk perikanan dan kampanye Gemarikan terus digencarkan untuk meningkatkan konsumsi ikan nasional, yang saat ini mencapai 25,19 kg per kapita.

"Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi bahan pangan lainnya," pungkas Haeru, menandakan optimisme terhadap masa depan perikanan Indonesia. Artikel ini ditulis oleh wartawan Ekonesia.com.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post