TeraNews Bisnis – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menyatakan optimisme tinggi terkait serapan gabah nasional di awal tahun 2025. Menurutnya, Indonesia tak perlu lagi mengimpor beras tahun ini. Klaim ini disampaikan usai Wamentan menemui Presiden Joko Widodo di Solo, Minggu (20/4).
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, serapan gabah nasional telah mencapai angka fantastis, 1,3 juta ton. "Kita berharap akhir April ini bisa tembus dua juta ton. Sudah top, lah," tegas Sudaryono, yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah. Jika target tersebut tercapai, impor beras dipastikan tak perlu lagi dilakukan. "Kita akan hitung lagi, ya. Tapi bisa jadi kita sampaikan kepada Bapak Presiden bahwa kita tidak perlu impor beras," tambahnya.

Keberhasilan ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri tanpa bergantung impor. Pemerintah, lanjut Sudaryono, juga berhasil menjaga stabilitas harga gabah. Meskipun panen melimpah, harga beras tetap terjaga di kisaran Rp6.500 per kilogram. "Kita bisa lihat sendiri, produksinya melimpah dan rakyat senang karena gabah mereka dibeli dengan harga Rp6.500," ujarnya. Hal ini, menurutnya, mendorong semangat petani untuk meningkatkan produktivitas. "Begitu panen diserap dengan baik, mereka langsung semangat untuk menanam lagi," ungkap Sudaryono.
Kendati demikian, Wamentan mengakui adanya kendala di lapangan. Beberapa wilayah, seperti Lampung dan Sumatera Selatan, mengalami pembelian gabah di bawah harga pemerintah. "Langsung kita kirim troubleshooter dari Bulog ke sana," tegas Sudaryono yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Bulog. Ia mengakui adanya kekurangan dalam penanganan sektor pertanian, namun menekankan bahwa hal tersebut tak sebanding dengan keberhasilan yang telah diraih. "Kalau ada satu-dua orang yang mengeluhkan soal serapan gabah, kita akan perbaiki. Tapi satu kasus itu tidak bisa menutup sepuluh ribu atau bahkan jutaan kasus keberhasilan," pungkasnya.
Tinggalkan komentar