TeraNews Bisnis – Di tengah gejolak ekonomi global yang menekan pertumbuhan domestik dan mengguncang likuiditas perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk justru membukukan kinerja keuangan yang solid dan stabil. Rahasianya? Layanan perbankan yang prima dan tata kelola perusahaan yang mumpuni.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, mengungkapkan kunci keberhasilan tersebut. Layanan operasional BRI yang berjalan lancar dan aman memastikan nasabah tetap dapat mengakses berbagai produk dan layanan transaksi perbankan secara optimal. Keberhasilan ini juga tak lepas dari penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang ketat.

Hendy menambahkan, BRI, seperti bank swasta lainnya, turut serta dalam program penjaminan simpanan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan diawasi oleh Bank Indonesia. "Partisipasi dan tata kelola ini menjamin keamanan dana nasabah sesuai regulasi," tegasnya.
Laporan keuangan BRI per 12 Februari 2025 menunjukkan laba bersih konsolidasian mencapai Rp60,64 triliun sepanjang tahun 2024. Total aset BRI pun meroket hingga Rp1.992,98 triliun, naik 1,42% year on year (yoy). Pertumbuhan ini didorong penyaluran kredit yang selektif dan berkualitas, terutama pada segmen UMKM.
Penyaluran kredit BRI mencapai Rp1.354,64 triliun (naik 6,97% yoy), dengan 81,97% atau Rp1.110,37 triliun disalurkan ke UMKM. Kualitas kredit pun membaik, ditandai dengan penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) dari 2,95% (Desember 2023) menjadi 2,78% (Desember 2024), didukung NPL Coverage sebesar 215,01%.
BRI juga berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.365,45 triliun, didominasi dana murah (CASA) sebesar 67,30% atau Rp918,98 triliun. Likuiditas dan permodalan BRI pun terjaga dengan baik, tercermin dari Loan Deposit Ratio (LDR) 88,85% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) 26,63%.
Hendy menekankan, kinerja BRI membuktikan bahwa tata kelola dan fundamental bisnis yang kuat mampu menghasilkan kinerja stabil di tengah tantangan ekonomi global. "Keberhasilan BRI turut menjaga stabilitas industri perbankan dan berdampak positif pada perekonomian nasional," tutupnya. (*)
Tinggalkan komentar