TeraNews Bisnis – Pemerintah sedang menyiapkan strategi jitu untuk mencegah kolapsnya industri padat karya, khususnya sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), mencegah kejadian serupa seperti yang dialami PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan sejumlah langkah strategis yang tengah digodok. Perbaikan regulasi perizinan, pengendalian impor ilegal, dan penyediaan skema pembiayaan bagi pelaku industri menjadi fokus utama.
"Sektor padat karya, terutama tekstil dan produk tekstil, serta apparel, berkontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia dengan ekspor lebih dari US$2 miliar dan menyerap hampir 4 juta tenaga kerja," jelas Airlangga saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/3). Ia menambahkan bahwa perbaikan perizinan menjadi kunci untuk menarik investor baru di sektor ini.

Pemerintah juga akan melakukan peninjauan menyeluruh terhadap rantai pasok bahan baku dan harmonisasi tarif untuk menjaga daya saing industri dalam negeri. Langkah anti-dumping pun akan diterapkan untuk melindungi pelaku usaha lokal dari praktik persaingan tidak sehat. "Pemerintah akan melihat keseluruhan supply chain dan melakukan harmonisasi tarif. Serta merespon barang yang dumping dengan tindakan anti-dumping," tegas Airlangga.
Persaingan ketat dengan negara-negara seperti Thailand, Vietnam, dan Bangladesh menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu, pemerintah akan melakukan deregulasi dan debirokratisasi perizinan, termasuk terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Bahkan, pembentukan Satgas percepatan proses perizinan tengah dipertimbangkan. Lebih lanjut, sektor padat karya diusulkan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mempermudah investasi.
Menjaga akses pasar ekspor, terutama ke Uni Eropa yang menyerap hampir 30 persen permintaan global, juga menjadi prioritas. "IEU-CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement) harus segera diselesaikan. Pengalaman Vietnam menunjukkan peningkatan ekspor hingga 50 persen setelah kesepakatan serupa," ungkap Airlangga.
Sebagai bentuk dukungan nyata, pemerintah menyiapkan program revitalisasi permesinan dengan anggaran Rp20 triliun. Program ini menargetkan sektor TPT, sepatu, makanan dan minuman, furnitur, dan kulit, dengan skema kredit investasi selama 8 tahun dan subsidi bunga 5 persen. "Regulasi revitalisasi permesinan ini akan segera terbit," pungkas Airlangga.
Tinggalkan komentar