Ekonesia Ekonomi – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggencarkan penerapan konsep konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) sebagai fondasi penting untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Langkah ini diambil sebagai investasi jangka panjang dalam sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa penanaman pemahaman tentang pentingnya memilih makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman perlu dilakukan sejak dini. Hal ini bertujuan untuk memastikan tumbuh kembang anak-anak yang optimal dan masa depan yang lebih baik. Pernyataan ini disampaikan saat mengunjungi SMP Negeri 1 Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/6/2025).

Kegiatan B2SA Goes to School (BGTS) ini juga menjadi bagian dari peringatan World Food Safety Day atau Hari Keamanan Pangan Sedunia. Di hadapan sekitar 800 pelajar, Arief mengajak anak-anak untuk memahami pentingnya pola makan B2SA dalam menunjang pertumbuhan, prestasi belajar, serta membentuk kebiasaan konsumsi yang sehat sejak usia dini.
Kegiatan ini dirancang dengan berbagai aktivitas edukatif yang menarik, mulai dari pembagian jus buah segar, makan bersama menu MBG B2SA, dongeng bertema makanan sehat, hingga permainan edukatif yang memperkenalkan konsep pangan lokal dan pangan aman secara menyenangkan.
Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto, menekankan bahwa keberhasilan Program MBG tidak hanya bergantung pada ketersediaan pangan, tetapi juga pada pemahaman dan kebiasaan konsumsi anak-anak. "Edukasi B2SA adalah kunci agar MBG tidak hanya sekadar kenyang, tapi benar-benar memberi gizi optimal. Anak-anak perlu tahu mana makanan yang sehat dan aman agar manfaat MBG bisa maksimal," jelas Andriko.
Menurut Arief, edukasi konsumsi pangan sehat di sekolah juga merupakan strategi jangka panjang penganekaragaman konsumsi pangan dalam membentuk agen perubahan di keluarga dan masyarakat. "Dengan mendekatkan edukasi pangan ke sekolah, kami berharap anak-anak dapat menjadi agen perubahan dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya," tambahnya.
Direktur Penganekaragaman Pangan Bapanas, Rinna Syawal, menjelaskan bahwa menu MBG yang diberikan di SMPN 1 Megamendung telah dirancang sesuai kaidah B2SA, termasuk memanfaatkan pangan lokal. Menu tersebut terdiri dari sepertiga pangan pokok, sepertiga sayuran, dan sepertiga lainnya lauk pauk (protein hewani dan nabati), serta buah. Kedepannya, substansi pangan lokal akan lebih ditingkatkan lagi, misalnya menggunakan pangan pokok dari beras singkong atau nasi jagung.
Melalui program B2SA Goes to School (BGtS), Bapanas menunjukkan bahwa edukasi gizi dan keamanan pangan tidak harus formal dan berat, tetapi dapat dilakukan secara kreatif dan menyenangkan dari ruang kelas, menjadi bagian integral dari keberhasilan program nasional Makan Bergizi Gratis. Demikian laporan ekonosia.com.
Tinggalkan komentar