Isi Artikel:
Ekonesia – Terungkap sudah alasan mengapa bunga kredit bank di Indonesia sulit sekali turun meski Bank Indonesia (BI) sudah berulang kali memangkas suku bunga acuan. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa salah satu penyebab utamanya adalah praktik pemberian "special rate" kepada deposan besar.

BI mencatat, suku bunga acuan telah dipangkas 125 bps sejak awal 2025, namun bunga deposito hanya turun tipis 16 bps dan bunga kredit hanya 7 bps. Perry mengungkapkan bahwa sekitar 25% dari total dana pihak ketiga (DPK) bank diberikan bunga khusus, yang membuat bank enggan menurunkan bunga kredit secara signifikan.
Bayangkan saja, dari total DPK industri perbankan sebesar Rp 8.988,4 triliun, sekitar Rp 2.384 triliun dana mendapatkan bunga istimewa. Kondisi ini menghambat transmisi kebijakan moneter dan memperlambat upaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit.
Pemerintah sendiri telah berupaya menstimulus penurunan bunga dengan menempatkan dana Rp 200 triliun di lima bank BUMN. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meyakini langkah ini akan mengurangi "perang bunga" antar bank dan mendorong penurunan suku bunga secara keseluruhan. Dana tersebut ditempatkan di BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI dengan harapan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Tinggalkan komentar