Ekonesia – Kabar gembira datang dari pelosok negeri! Ternyata, panel surya menjadi juru selamat bagi konektivitas di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) Indonesia. Bayangkan, di tengah keterbatasan akses listrik, BTS (Base Transceiver Station) tetap beroperasi berkat energi matahari yang melimpah.
Pemerataan akses telekomunikasi di Indonesia memang bukan perkara mudah. Ribuan pulau dengan segala tantangan geografisnya menjadi penghalang utama. Namun, inovasi penggunaan panel surya membuka harapan baru.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama operator telekomunikasi melihat panel surya sebagai solusi paling efektif. Selain ramah lingkungan, penggunaan energi surya juga memangkas biaya operasional yang selama ini membengkak akibat penggunaan genset berbahan bakar fosil.
Contoh suksesnya bisa dilihat di Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Di sana, BTS yang dibangun Kominfo sepenuhnya mengandalkan panel surya dengan kapasitas 750 hingga 1.800 watt. Hasilnya? Operasional BTS berjalan lancar tanpa hambatan.
Bahkan, Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan penghematan biaya operasional hingga 20% berkat penggunaan panel surya di site hybrid seperti di Bukit Tengah, Klungkung, Bali. Sementara itu, di Maluku dan Papua, 615 site BTS beroperasi penuh dengan tenaga surya dan baterai yang mampu bertahan hingga tiga hari tanpa sinar matahari. Sungguh luar biasa!
Tinggalkan komentar