Ekonesia – Jakarta bersiap menyambut era keemasan properti! Prediksi terbaru dari CBRE, perusahaan konsultan properti global, mengindikasikan pasar properti Jakarta memasuki fase pertumbuhan berkelanjutan yang menjanjikan. Apa yang membuat pasar properti Jakarta begitu istimewa?
Pasokan properti yang terbatas menjadi kunci utama. Kelangkaan ini mendorong permintaan properti premium, menciptakan stabilitas okupansi dan harga sewa yang menguntungkan. Ekspansi ritel berbasis logistik juga menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor ini.

CBRE berkomitmen untuk memperluas kehadirannya di Indonesia, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Transformasi digital dan adopsi cloud juga berperan penting, menjadikan Indonesia sebagai pasar pusat data yang menjanjikan. Indonesia kini menduduki peringkat kedua di Asia Tenggara untuk kapasitas pipa, dengan pertumbuhan pasokan diperkirakan mencapai 40% dalam waktu dekat.
Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, dengan rata-rata sekitar 5% per tahun dalam lima tahun terakhir. Momentum ini diperkirakan akan berlanjut hingga 2027. Stabilitas ekonomi ini menjadi landasan kuat bagi keputusan investasi properti.
Mal-mal di Jakarta bertransformasi menjadi destinasi gaya hidup yang dinamis, menggabungkan belanja dengan hiburan dan budaya. Konsep pop-up dan zona gaya hidup khusus menarik pengunjung dan memperpanjang waktu kunjungan mereka. Mal premium terus memimpin dengan portofolio merek yang kuat, sementara mal kelas menengah berinovasi melalui aktivasi dan acara yang menarik perhatian media sosial.
Sektor perkantoran juga mengalami transformasi, dengan perusahaan mencari ruang berkualitas, berkelanjutan, dan fleksibel. Gedung-gedung berlabel hijau dengan fasilitas canggih menjadi incaran utama. CBD Jakarta memiliki stok perkantoran seluas 7,1 juta meter persegi, dengan tingkat okupansi 75% dan harga sewa rata-rata Rp 170.000 per meter persegi per bulan. Pasokan baru sangat terbatas, hanya sekitar 188.000 meter persegi hingga 2028, mendorong kenaikan harga sewa, terutama di gedung premium.
Di luar pusat kota, sektor industri dan logistik juga menunjukkan pertumbuhan yang menarik. Perubahan kebiasaan konsumen akibat e-commerce dan posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur kendaraan listrik meningkatkan permintaan lahan industri dan fasilitas logistik modern. Tingkat okupansi yang tinggi di kawasan industri dan pusat logistik utama mencerminkan hal ini. Harga lahan industri dan sewa logistik tetap stabil, namun tekanan meningkat karena pasokan sulit mengimbangi permintaan.











Tinggalkan komentar