Ekonesia Ekonomi – Produk plastik Indonesia kembali menunjukkan tajinya di pasar internasional. Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Taiwan, mengumumkan bahwa produk plastik Indonesia berhasil membukukan transaksi potensial dan riil senilai 1,52 juta dolar AS atau setara dengan Rp24 miliar selama tiga hari pameran Rubber & Composite Material Fair (PMT) 2025 di Taiwan.
Kepala KDEI Taipei, Arif Sulistiyo, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan indikasi kuat peningkatan daya saing dan posisi strategis Indonesia dalam rantai pasok industri plastik global. "Capaian ini mencerminkan bahwa produk plastik Indonesia tidak hanya kompetitif dari segi kualitas, tetapi juga mampu memenuhi standar industri global yang semakin tinggi, khususnya di sektor manufaktur dan kemasan," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Lebih lanjut, Arif merinci bahwa produk unggulan seperti biaxially oriented polypropylene (BOPP), bahan baku utama dalam industri kemasan fleksibel, mencatatkan transaksi riil sebesar 840 ribu dolar AS atau sekitar Rp14 miliar. Sementara itu, polypropylene (PP) dan polyethylene terephthalate (PET) berhasil membukukan potensi transaksi sebesar 682 ribu dolar AS atau setara Rp10 miliar.
Dalam pameran tersebut, Indonesia menghadirkan sembilan pelaku usaha yang tergabung dalam tiga asosiasi, yaitu Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (INAPLAS), serta Asosiasi Biaxially Oriented Films Indonesia (ABOFI).
Secara keseluruhan, total perdagangan antara Indonesia dan Taiwan pada periode Januari-April 2025 mencapai 3,20 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia ke Taiwan pada periode tersebut tercatat sebesar 1,86 miliar dolar AS, sementara impor Indonesia dari Taiwan sebesar 1,34 miliar dolar AS.
Pada tahun 2024, total perdagangan kedua negara mencapai 10,62 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Taiwan sebesar 6,68 miliar dolar AS dan impor Indonesia dari Taiwan sebesar 3,94 miliar dolar AS. Hal ini menghasilkan surplus perdagangan bagi Indonesia sebesar 2,75 miliar dolar AS. Data ini dilansir dari Ekonesia Ekonomi – yang menunjukkan tren positif dalam hubungan dagang kedua negara.
Tinggalkan komentar