Ekonesia Ekonomi – Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, tengah berjuang melestarikan pisang ambon Curup, varietas lokal kebanggaan daerah yang terancam punah. Inovasi menjadi kunci utama dalam upaya penyelamatan ini.
Plt Kepala Distankan Rejang Lebong, Achmad Syafriansyah, mengungkapkan bahwa pisang ambon Curup, khususnya varietas HJ Kuning, memiliki ciri khas aroma harum dan rasa manis yang menjadikannya oleh-oleh favorit. Namun, serangan hama penyakit telah menyebabkan penurunan produksi yang signifikan.

"Saat ini kami sedang melakukan riset dan inovasi untuk merevitalisasi potensi pisang ambon lokal, khususnya varietas HJ Kuning yang kini produksinya mulai berkurang, akibat serangan hama penyakit," ujarnya saat acara peningkatan kapasitas pengguna riset dan inovasi yang diadakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Varietas HJ Kuning, yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian sejak 2018, dulunya banyak dibudidayakan di Rejang Lebong. Namun, serangan hama layu fusarium menjadi penyebab utama penurunan produksi.
Anggota Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Heru Praptana menekankan pentingnya riset dalam pengembangan teknologi untuk pisang asli Curup tersebut. Inovasi berbasis riset adalah kunci untuk mengatasi berbagai tantangan dalam budidaya dan meningkatkan produktivitas pisang ambon Curup yang saat ini dilaporkan sudah tidak lagi produktif.
Anggota Komisi X DPR RI Dewi Coryati menambahkan bahwa pisang ambon Curup dapat menjadi branding yang kuat bagi Rejang Lebong. "Kabupaten Rejang Lebong harus memiliki branding agar mempunyai identitas, salah satunya dengan pisang ambon Curup. Jika orang membelinya maka akan langsung tertuju ke Kabupaten Rejang Lebong," katanya.
Upaya peningkatan kapasitas riset dan inovasi ini diharapkan dapat mengembalikan kejayaan pisang ambon Curup, membuka peluang ekonomi baru bagi Rejang Lebong, dan mencegah kepunahan varietas lokal yang berharga ini.
Tinggalkan komentar