Ekonesia Ekonomi – PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk gencar menjalin komunikasi intensif dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) demi mengamankan pasokan gas. Langkah ini diambil untuk mengatasi tantangan ketersediaan gas yang semakin mendesak.
Fajriyah Usman, Corporate Secretary PGN, mengungkapkan bahwa pertemuan rutin dengan KKKS, baik secara langsung maupun melalui mediasi pemerintah, menjadi agenda utama. "Jadi, sekarang secara reguler kami rapat dengan mereka (KKKS), baik langsung dengan pemasoknya, maupun lewat pemerintah," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Sebagai offtaker gas sekaligus pemilik infrastruktur penyaluran, PGN kerap dilibatkan pemerintah dalam diskusi bersama KKKS. Pembahasan mencakup destinasi penyaluran gas, kebutuhan pembangunan infrastruktur, hingga distribusi gas ke berbagai sektor industri.
"Secara reguler selalu ada pembahasannya, yang Andaman, yang Masela. Harapannya, PGN bisa menjadi bagian dari perusahaan gas yang bisa mendapatkan hasil dari sumur-sumur baru itu," imbuh Fajriyah.
PGN mengakui sejumlah tantangan krusial, termasuk ketersediaan pasokan, keandalan infrastruktur, dan fluktuasi harga gas. Komunikasi intensif dengan KKKS menjadi salah satu strategi utama untuk mengatasi kelangkaan pasokan.
Fajriyah menjelaskan bahwa penurunan produksi alami di sumur-sumur gas (natural decline), gangguan operasional di sektor hulu migas, serta lonjakan permintaan menjadi penyebab utama kelangkaan pasokan.
"Kalau di sisi permintaan terjadi peningkatan dari yang sebelumnya sudah ditargetkan dan lebih tinggi dari pasokan gas yang dimiliki PGN, pastinya ada mismatch antara suplai dan permintaan," jelasnya.
Persoalan harga gas juga erat kaitannya dengan ketersediaan pasokan. Karena keterbatasan gas pipa, PGN mulai memperkenalkan LNG kepada pelanggan sejak Mei 2024. Namun, penggunaan LNG berdampak pada kenaikan harga gas.
"Memang harga dari LNG itu juga lebih tinggi daripada harga gas pipa, akhirnya memang menjadi salah satu hal yang mempengaruhi harga gas secara umum di industri," tutur Fajriyah.
Dari sisi infrastruktur, Fajriyah memastikan bahwa jaringan penyaluran gas telah terhubung dari Sumatera hingga Jawa. "Fasilitas-fasilitas kami untuk regasifikasi juga semakin meningkat gitu optimalisasinya," pungkasnya. Demikian laporan Ekonesia Ekonomi –
Tinggalkan komentar