PGEO Cetak Untung! Kinerja Panas Bumi Makin Memanas?

Agus Riyadi

4 Agustus 2025

2
Min Read
PGEO Cetak Untung! Kinerja Panas Bumi Makin Memanas?

Ekonesia Market – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menunjukkan performa yang solid di semester pertama 2025, dengan membukukan pendapatan sebesar US$204,85 juta atau setara dengan Rp3,34 triliun. Angka ini mencerminkan pertumbuhan positif sebesar 0,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba tahun berjalan PGEO juga tercatat menggembirakan, mencapai US$68,93 juta.

Secara operasional, perusahaan energi panas bumi ini mengalami peningkatan pendapatan sebesar 1,8% dibandingkan kuartal sebelumnya, mencapai US$103,3 juta. Peningkatan ini didorong oleh performa optimal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dan Ulubelu. Bahkan, utilisasi PLTP Kamojang mencapai 90%, jauh melampaui rata-rata normal sebesar 70%.

PGEO Cetak Untung! Kinerja Panas Bumi Makin Memanas?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Analis dari Trimegah Sekuritas, Sabrina, menyoroti bahwa dukungan kebijakan pemerintah menjadi angin segar bagi subsektor panas bumi. Menurutnya, PGEO berada di posisi yang strategis untuk memanfaatkan peluang ini. Dengan kapasitas terpasang sebesar 1.932 megawatt (MW), di mana 727 MW dikelola langsung, PGEO memiliki skala dan pengalaman yang mumpuni di industri ini.

Sabrina juga mengapresiasi langkah PGEO dalam menargetkan kapasitas terkelola langsung mencapai 1 gigawatt (GW) dalam beberapa tahun mendatang. Meskipun fluktuasi nilai tukar berpotensi menekan kinerja laba PGEO, prospek jangka menengah perusahaan tetap menjanjikan seiring dengan penambahan kapasitas yang direncanakan.

Ekspansi PGEO juga patut diacungi jempol, terutama dengan beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2 yang menambah kapasitas sebesar 55 MW. Selain itu, pengembangan proyek Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), proyek co-generation di Ulubelu dan Lahendong, serta eksplorasi wilayah kerja Gunung Tiga terus berjalan sesuai rencana.

Kinerja positif PGEO ini mencerminkan potensi besar sektor energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. Rencana ekspor listrik EBT sebesar 3 GW ke Singapura juga menjadi sinyal positif bagi masa depan industri energi bersih nasional.

Sabrina menekankan bahwa valuasi PGEO saat ini masih sangat menarik. Potensi pengembangan panas bumi nasional yang mencapai sekitar 24 GW berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru memberikan ruang ekspansi yang luas bagi pemain utama seperti PGEO. Diharapkan, Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara Independent Power Producer (IPP) dan PLN dapat segera terealisasi.

Berikut adalah rekapitulasi capaian bisnis PGEO pada Kuartal II 2025:

  • Pendapatan: US$204,8 juta (+1,8% QoQ; +2,9% YoY)
  • Laba Kotor: US$121,4 juta (+8,3% QoQ; -0,1% YoY)
  • EBITDA: US$168,1 juta (+0,4% QoQ; +2,1% YoY)
  • Laba Bersih: US$69 juta (+19,9% QoQ; -22,9% YoY)

Kinerja PGEO yang solid ini memberikan harapan baru bagi pengembangan energi panas bumi di Indonesia dan kontribusinya terhadap transisi energi bersih. Data-data ini bersumber dari ekonosia.com.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post