Ekonesia Market – Sebuah kisah menggemparkan tentang penemuan harta karun terpendam pernah terjadi di Jawa Tengah. Seorang petani sederhana bernama Cipto Suwarno, tak sengaja menemukan emas seberat 16 kilogram saat tengah menggali sawahnya di Desa Wanoboyo, Klaten pada tahun 1990.
Saat itu, Suwarno tengah berupaya memperbaiki sistem irigasi sawahnya yang terganggu proyek pembangunan. Di tengah pekerjaannya, cangkulnya membentur benda keras di kedalaman 2,5 meter. Awalnya mengira batu biasa, Suwarno terkejut mendapati sebuah guci keramik berbalut emas.

Penemuan itu sontak membuat heboh warga sekitar. Di hadapan para pejabat desa, Suwarno melanjutkan penggalian dan menemukan berbagai artefak emas lainnya, seperti bokor, gayung, baki, gelang, mangkuk, cincin, piring, subang, tas tangan, keris, manik-manik, hingga uang logam kuno. Total berat emas yang ditemukan mencapai 16 kilogram.
Penemuan ini kemudian dikenal sebagai Harta Karun Wonoboyo, sebuah temuan arkeologi emas terbesar dalam sejarah Indonesia. Para arkeolog memperkirakan harta karun ini berasal dari akhir abad ke-9 hingga pertengahan abad ke-10, berdasarkan bentuk dan ornamen yang terdapat pada artefak tersebut. Salah satunya, relief Ramayana pada mangkuk emas dan tulisan "Saragi Diah Bunga" pada koin emas.
Harta Karun Wonoboyo memberikan gambaran menarik tentang bagaimana masyarakat Jawa kuno, baik kalangan elit maupun rakyat biasa, menggunakan emas dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan jauh sebelum itu, masyarakat Jawa memang gemar menggunakan emas.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa di era Majapahit, para bangsawan memiliki emas dalam jumlah besar untuk melapisi berbagai benda, dari kereta hingga kipas. Kebiasaan serupa juga terlihat di kerajaan Daha, di mana putri raja kerap menggunakan kereta berlapis emas. Emas juga menjadi barang idaman dan alat transaksi perdagangan, terutama untuk jual-beli tanah.
Para penjelajah asing yang datang ke Jawa juga mencatat kemewahan raja-raja Jawa yang menggunakan peralatan makan dari emas dan perhiasan emas yang bertaburan. Emas diperoleh melalui impor dari Sumatera, yang dikenal sebagai ‘Surga Emas’, atau dari India.
Seiring berjalannya waktu, kebiasaan menggunakan emas terus berlanjut hingga masa keruntuhan kerajaan kuno dan kemunculan kolonialisme. Perhiasan emas kemudian menjadi harta karun terpendam yang terus dicari hingga penemuan besar di Wonoboyo. Kini, Harta Karun Wonoboyo disimpan di Museum Nasional, Jakarta. Kisah ini bersumber dari arsip ekonosia.com dan berbagai sumber sejarah lainnya.
Tinggalkan komentar