Ekonesia Market – Ketidakpastian global akibat konflik geopolitik, terutama eskalasi antara Israel dan Iran, masih membayangi pasar keuangan. Kekhawatiran utama adalah potensi gangguan ekonomi dunia dan berlanjutnya era suku bunga tinggi.
Jika eskalasi konflik terus berlanjut dan berdampak pada Selat Hormuz, jalur vital yang menguasai seperlima perdagangan minyak mentah dunia, lonjakan harga minyak mentah tak terhindarkan. Kondisi ini berpotensi memicu inflasi, memaksa bank sentral utama seperti The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi. Akibatnya, perlambatan ekonomi global, terutama di AS, menjadi ancaman nyata.

Harapan pasar saat ini tertumpu pada potensi de-eskalasi konflik. Jika tensi mereda, The Fed diharapkan memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun 2025. Langkah ini diyakini dapat memicu kembali pertumbuhan ekonomi dan menggairahkan pasar keuangan.
Namun, bagaimana sebenarnya dampak perang terhadap pasar keuangan global dan kebijakan moneter bank sentral? Ke mana sebaiknya investor mengarahkan dana mereka di tengah ketidakpastian ini? CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya, memberikan pandangannya dalam dialog bersama Andi Shalini di Squawk Box, CNBC Indonesia. Informasi selengkapnya dapat disimak di ekonosia.com.
Tinggalkan komentar