Ekonesia Ekonomi – Jakarta – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berharap pemerintah dapat memberikan insentif untuk mendongkrak penjualan mobil baru di Indonesia, serupa dengan kebijakan yang diterapkan saat pandemi COVID-19. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap agresivitas pasar otomotif Malaysia yang semakin mendekati angka penjualan Indonesia.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menyampaikan bahwa peran pemerintah sangat krusial dalam menjaga daya saing industri otomotif nasional. "Kita harapkan jangka pendeknya, harusnya ada insentif seperti pada waktu pandemi," ujarnya kepada ekonosia.com di Jakarta, Jumat.

Kukuh menyoroti pencapaian Malaysia yang berhasil menjual 816.747 unit kendaraan pada tahun 2025. Angka ini terpaut tipis dengan penjualan Indonesia pada periode yang sama, yang mencapai 865.723 unit berdasarkan data Gaikindo.
Meskipun data dari ASEAN Automotive Federation (AAF) menunjukkan bahwa Indonesia masih unggul dalam penjualan kendaraan pada periode Januari hingga Mei 2025, Kukuh mengingatkan bahwa selisih dengan Malaysia semakin menipis.
Data Gaikindo menunjukkan penjualan ritel (dari dealer ke konsumen) pada semester I 2025 mencapai 390.467 unit. Namun, angka ini belum menggembirakan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan wholesales (dari pabrik ke dealer) juga mengalami penurunan sebesar 8,6 persen, dari 410.020 unit menjadi 374.740 unit.
"Itu juga semacam peringatan. Karena kemudian selisihnya Indonesia dengan Malaysia itu sedikit," tegas Kukuh. Gaikindo berharap dengan adanya insentif dari pemerintah, industri otomotif Indonesia dapat kembali bergairah dan mempertahankan posisinya di pasar ASEAN.
Tinggalkan komentar